Bank Sentral Swiss Rugi Rp2 Ribu Triliun, Terparah dalam 116 Tahun!

Namun, mata uang Swiss Franc kini menguat lagi

Jakarta, IDN Times - Selama 2022, Bank Sentral Swiss atau Swiss National Bank (SNB) melaporkan kerugian sebesar 132 miliar Swiss Franc atau setara dengan Rp2.234 triliun.

Kerugian ini merupakan yang terbesar dalam sejarah gegara pasar saham yang terperosok dan nilai portofolio saham serta obligasi pun terpukul.

Baca Juga: 4 Menteri Jokowi Hadiri WEF 2023 di Davos, Swiss

1. Kerugian terbesar selama 116 tahun sejarah bank

Bank Sentral Swiss Rugi Rp2 Ribu Triliun, Terparah dalam 116 Tahun!Swiss (unsplash.com/Daniel Cox)

Dilansir dari CNBC, Senin (16/1/2023), kerugian ini merupakan kerugian terbesar selama 116 tahun sejarah bank sentral dan setara dengan sekitar 18 persen dari proyeksi produk domestik bruto Swiss sebesar 744,5 miliar Swiss Franc.

Rekor kerugian sebelumnya ada 23 miliar Swiss Franc pada tahun 2015 silam.

“Kerugian tahun 2022 ini mengakibatkan bank sentral tidak akan melakukan pembayaran seperti biasa ke pemerintah pusat dan wilayah Swiss,” sebut pernyataan bank sentral tersebut.

Baca Juga: Mozambik dan Swiss Jadi Anggota Dewan Keamanan PBB untuk Pertama Kali!

2. Rilis laporan keuangan dua bulan lagi

Bank Sentral Swiss Rugi Rp2 Ribu Triliun, Terparah dalam 116 Tahun!Foto bendera negara Swiss. Sumber: instagram.com/schweiz.suisse.svizzera

SNB akan merilis laporan keuangannya secara rinci pada 6 Maret 2023 mendatang.

SNB juga sempat menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2022 kemarin. Langkah ini mengikuti kenaikan suku bunga sebesar 0,5 persen oleh Amerika Serikat (AS) dan merupakan langkah pimpinannya, Thomas Jordan, guna menutup inflasi tinggi di Swiss.

Baca Juga: Swiss Tolak Permintaan Jerman untuk Izin Ekspor Amunisi ke Ukraina

3. Emas SNB menguat

Bank Sentral Swiss Rugi Rp2 Ribu Triliun, Terparah dalam 116 Tahun!Swiss Franc (unsplash.com/photos/htol9OLeW20)

Sementara itu, selama tahun 2022, SNB memperoleh nilai sebesar 400 juta Swiss Franc dan kepemilikan emas SNB yang menguat serta mencapai 1.040 ton pada akhir 2021.

Namun, kerugian yang dialami SNB ini diperkirakan tidak akan berdampak terhadap kebijakan SNB itu sendiri, serta didominasi nilai tukar Swiss Franc yang kini semakin menguat kembali.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya