Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bea Cukai perluas implementasi layanan NLE dan Pengembangan CEISA 4.0 (Dok/Istimewa).
Bea Cukai perluas implementasi layanan NLE dan Pengembangan CEISA 4.0 (Dok/Istimewa).

Intinya sih...

  • Bea Cukai perluas implementasi NLE dan CEISA 4.0
  • NLE mendorong efisiensi waktu dan biaya pengeluaran peti kemas
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Bea Cukai memperluas implementasi National Logistics Ecosystem (NLE) dan pengembangan Customs Excise Information System and Automation (CEISA) 4.0. Hal ini sejalan dengan langkah transformasi digital.

"Perluasan implementasi NLE dan pengembangan CEISA 4.0 mencerminkan komitmen Bea Cukai dalam mendukung transformasi digital untuk pelayanan publik yang semakin baik. Dengan inovasi ini, Bea Cukai berupaya memperkuat daya saing Indonesia di kancah perdagangan internasional," ujar Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Budi Prasetiyo dalam keterangannya, Rabu (15/1/2025).

1. Tahun lalu, terdapat 53 pelabuhan dan tujuh bandara terapkan NLE

Bea Cukai perluas implementasi layanan NLE dan Pengembangan Ceisa 4.0 (Dok/Istimewa).

Budi menjelaskan, NLE merupakan ekosistem logistik yang menyelaraskan arus lalu lintas barang, informasi, dan dokumen internasional dan domestik. NLE berorientasi pada kerja sama antarinstansi pemerintah dan swasta, melalui pertukaran data, simplifikasi proses, serta penghapusan repetisi dan duplikasi. 

"Percepatan penataan sistem logistik nasional terus kami upayakan melalui perluasan implementasi NLE. Sampai dengan 2024, telah terealisasi 53 pelabuhan dan tujuh bandara internasional di Indonesia yang menerapkan NLE. Dengan implementasi NLE, pengguna jasa mampu mengefisiensi waktu dan biaya untuk pengeluaran peti kemas dari pelabuhan,” tutur Budi.

2. Layanan NLE tingkatkan efisiensi ekosistem logistik nasional

Ilustrasi distribusi logistik Pemilu. (IDN Times/Daruwaskita)

Menurutnya, layanan NLE mampu mendorong peningkatan efisiensi ekosistem logistik nasional untuk daya saing perekonomian tingkat global. Hal ini dibuktikan dari pelaksanaan impor dengan data hingga Desember 2024, realisasi durasi dwelling time bersifat fluktuatif pada lima tahun terakhir, dengan 3,52 hari pada 2024.

"Namun, proses clearance kepabeanan mengalami percepatan selama lima tahun berturut-turut, hingga hingga Desember 2024 telah mencapai 0,49 hari. Pelayanan ekspor juga mengalami percepatan dari semula 20 menit kini menjadi ±15 menit," ucapnya.

Tahun lalu, implementasi NLE mendapat penghargaan World Customs Organization (WCO) Certificate of Merit dan penghargaan Indonesia Logistics Award (ILA) 2024 sebagai Government of the Year. .

3. Ada tiga strategi pengembangan Ceisa

Kinerja penerimaan bea dan cukai 2024. (Dok/Istimewa).

Menurut Budi, selain perluasan implementasi NLE, pengembangan Ceisa 4.0 juga jadi kunci sukses Bea Cukai dalam perbaikan layanan kepabeanan.

"Pengembangan CEISA 4.0 merupakan perwujudan salah satu strategi pelayanan Bea Cukai dalam memfasilitasi perdagangan dan industri, yaitu perbaikan proses bisnis ekspor, impor, dan layanan pemeriksaan," ucap Budi.

Pengembangan CEISA 4.0 sendiri terdiri dari tiga strategi. Pertama, menjaga keandalan sistem, yaitu dengan pemutakhiran arsitektur dan quality control, perbaikan bug dari optimalisasi sistem, dan monitoring room melalui command center.

Kedua, digitalisasi dan modernisasi proses bisnis melalui revenue forecasting analytics untuk mendukung penerimaan; optimalisasi pengawasan dengan profiling, smart targetting, passenger risk management (PRM), dan lainnya; serta pengembangan fraud detection dan hit rate, dan optimalisasi sistem pendukung. Ketiga, pencegahan, perbaikan, dan penguatan kemanan informasi.

"Hasilnya, tingkat downtime Ceisa mengalami penurunan. Kecepatan waktu sistem merespons juga mengalami percepatan, yang semula 6 detik menjadi 18,8 milidetik," ucapnya.

Dengan demikian, CEISA berperan penting dalam revenue forecasting analytics dan joint proses bisnis teknologi informasi untuk mendukung penerimaan negara.

"CEISA juga berperan dalam mengoptimalkan kegiatan operasional dan layanan. Bahkan, dapat mengurangi risiko adanya intervensi pengguna jasa dalam pelayanan kepabeanan," ujar Budi.

Editorial Team