Kinerja penerimaan bea dan cukai 2024. (Dok/Istimewa).
Menurut Budi, selain perluasan implementasi NLE, pengembangan Ceisa 4.0 juga jadi kunci sukses Bea Cukai dalam perbaikan layanan kepabeanan.
"Pengembangan CEISA 4.0 merupakan perwujudan salah satu strategi pelayanan Bea Cukai dalam memfasilitasi perdagangan dan industri, yaitu perbaikan proses bisnis ekspor, impor, dan layanan pemeriksaan," ucap Budi.
Pengembangan CEISA 4.0 sendiri terdiri dari tiga strategi. Pertama, menjaga keandalan sistem, yaitu dengan pemutakhiran arsitektur dan quality control, perbaikan bug dari optimalisasi sistem, dan monitoring room melalui command center.
Kedua, digitalisasi dan modernisasi proses bisnis melalui revenue forecasting analytics untuk mendukung penerimaan; optimalisasi pengawasan dengan profiling, smart targetting, passenger risk management (PRM), dan lainnya; serta pengembangan fraud detection dan hit rate, dan optimalisasi sistem pendukung. Ketiga, pencegahan, perbaikan, dan penguatan kemanan informasi.
"Hasilnya, tingkat downtime Ceisa mengalami penurunan. Kecepatan waktu sistem merespons juga mengalami percepatan, yang semula 6 detik menjadi 18,8 milidetik," ucapnya.
Dengan demikian, CEISA berperan penting dalam revenue forecasting analytics dan joint proses bisnis teknologi informasi untuk mendukung penerimaan negara.
"CEISA juga berperan dalam mengoptimalkan kegiatan operasional dan layanan. Bahkan, dapat mengurangi risiko adanya intervensi pengguna jasa dalam pelayanan kepabeanan," ujar Budi.