Jakarta, IDN Times - Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas FITRA) mengkritik target pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2026. Ekonomi yang ditargetkan tumbuh sebesar 5,4 persen pada 2026 dinilai terlalu optimistis dan tidak mencerminkan kondisi riil yang dihadapi masyarakat Indonesia.
Sekretaris Jenderal FITRA Misbah Hasan menilai target yang ditetapkan pemerintah dalam RAPBN 2026 cenderung bersifat “pencitraan” belaka, tanpa didasarkan pada tren dan realitas ekonomi beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan data, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia tiga tahun sebelum pandemi (2017–2019) hanya berada pada angka 5,09 persen year on year (yoy). Sementara itu, rata-rata pertumbuhan ekonomi tiga tahun pasca pandemi (2022–2024) tercatat sedikit lebih tinggi, yakni 5,13 persen (yoy).
“Dengan melihat tren historis yang tidak terlalu fluktuatif, menetapkan target pertumbuhan 5,4 persen pada 2026 adalah bentuk optimisme berlebihan. Ini bukan target realistis, apalagi jika mempertimbangkan kondisi ekonomi global yang belum stabil dan tantangan domestik yang belum terselesaikan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (18/8/2025).