Prabowo: Pertumbuhan Ekonomi Kita Dinikmati Segelintir Orang

- Ketidakkonsistenan dalam menjalankan Undang-Undang Dasar memicu distorsi ekonomi dan memperlambat pemerataan. Pertumbuhan ekonomi selama ini lebih banyak dinikmati segelintir orang.
- Masih banyak anak yang kelaparan, petani dan nelayan kesulitan menjual hasil panen, warga belum memiliki rumah layak huni, guru yang belum mendapat penghargaan layak.
- Konsistensi dalam menjalankan Undang-Undang Dasar selama 299 hari terakhir diklaim telah membawa kemajuan signifikan.
Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto menilai pertumbuhan ekonomi rata-rata 5 persen selama tujuh tahun terakhir belum tercermin dalam kondisi nyata masyarakat Indonesia.
Hal itu disampaikan Prabowo dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2025 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
"Terjadilah kondisi di mana pertumbuhan ekonomi rata-rata 5 persen selama tujuh tahun terakhir tidak tercermin dalam kondisi nyata rakyat Indonesia," katanya.
1. Distorsi ekonomi karena UUD tak dijalankan konsisten

Ketidakkonsistenan dalam menjalankan Undang-Undang Dasar memicu distorsi ekonomi dan memperlambat pemerataan. Pertumbuhan ekonomi selama ini lebih banyak dinikmati segelintir orang.
"Terjadilah pemerataan ekonomi tidak cepat, di mana yang menikmati pertumbuhan ekonomi kita hanya segelintir orang saja," ungkap Prabowo.
2. Banyak warga belum terpenuhi kebutuhan dasar

Prabowo menyebut masih banyak anak yang kelaparan, petani dan nelayan kesulitan menjual hasil panen. Apalagi, masih ada warga yang belum memiliki rumah layak huni serta guru yang belum mendapat penghargaan layak.
"Guru yang belum dihargai serta keluarga yang tak sanggup berobat karena biaya atau karena tidak ada fasilitas kesehatan di daerahnya," sebutnya.
3. Ekonomi tumbuh 5,12 persen di tengah gejolak

Prabowo melakukan perubahan. Konsistensi dalam menjalankan Undang-Undang Dasar selama 299 hari terakhir diklaim telah membawa kemajuan signifikan.
Meski dunia dilanda konflik politik, perang dagang, dan perang tarif, ekonomi Indonesia tetap tumbuh 5,12 persen, dan para pakar meyakini angka ini berpotensi meningkat.
"Ekonomi Indonesia masih berhasil tumbuh di atas 5 persen tumbuh dalam 5,12 persen dan para pakar yakin bawa ini akan semakin meningkat di saat-saat yang akan mendatang," jelas Prabowo.