Bendera China (pexels.com/aboodi vesakaran)
Permintaan baterai skala jaringan di China sedang meningkat pesat, dengan target penambahan hampir 5 gigawatt kapasitas pada akhir 2025. Target ini akan mendorong total kapasitas menjadi 40 gigawatt secara nasional.
Tesla telah mengekspor Megapack dari Shanghai ke Eropa dan Asia untuk memenuhi lonjakan permintaan global. Pada 2023, kapasitas penyimpanan energi baterai dunia naik sebesar 42 gigawatt, hampir dua kali lipat dari peningkatan tahun sebelumnya, menurut Badan Energi Internasional.
Dilansir dari Global Times, proyek Tesla ini akan berlokasi di Lingang New Area, Shanghai, dan menggunakan teknologi Megapack sebagai pondasi ekspansi penyimpanan energi di China. Setelah beroperasi, proyek ini akan melayani perdagangan listrik spot dan pengaturan frekuensi lokal, serta membantu integrasi energi terbarukan.
Megafactory penyimpanan energi Tesla di Lingang memulai pembangunan pada Mei 2024 dan mulai berproduksi massal Februari 2025. Pabrik ini langsung mengekspor ke Australia sebulan kemudian. Fasilitas ini adalah Megafactory pertama Tesla di luar AS dan pabrik kedua mereka di Shanghai, dengan waktu pembangunan hanya delapan bulan sejak peletakan batu pertama.
Tesla mengungkapkan bahwa total penyebaran energi global mereka mencapai 10,4 gigawatt-jam pada kuartal pertama 2025, naik 156,6 persen dibanding tahun lalu. Proyek seperti ini mencerminkan ambisi China memimpin inovasi energi global, sekaligus membuka peluang baru bagi kerja sama internasional.