Bunga The Fed Diyakini Tetap Tinggi Bikin Rupiah Anjlok Sore Ini

Melemah 76,50 poin di penutupan perdagangan

Intinya Sih...

  • Rupiah melemah 76,50 poin terhadap dolar AS, mencapai Rp16.071,5 per dolar AS.
  • JISDOR BI mencatat rupiah melemah menjadi Rp16.064 per dolar AS, turun dari Rp15.995 sebelumnya.

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah anjlok terhadap dolar AS dalam perdagangan awal pekan, Senin (27/5/2024). Mata uang Garuda menutup hari dengan melemah ke Rp16.071,5 per dolar AS.

Dalam laporan yang diterbitkan Bloomberg, nilai tukar rupiah telah terdepresiasi atau melemah 76,50 poin atau 0,48 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya yang berada di posisi Rp15.995 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah Awal Pekan Dibuka Loyo ke Rp16.041,5 per Dolar AS 

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Menurut data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga mengalami tren pelemahan pada Senin (27/5/2024).

Nilai tukar rupiah mencapai Rp16.064 per dolar AS, menandai pelemahan dari posisi sebelumnya pada Kamis (22/5/2024) yang berada di Rp15.995 per dolar AS. Rupiah melemah sebesar 69 poin terhadap mata uang negara Paman Sam.

Baca Juga: Sri Mulyani Bakal Bahas Kondisi Rupiah dengan DPR

2. Suku bunga The Fed diyakini tetap tinggi bikin rupiah loyo

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan pasar keuangan sedang menunggu dengan antisipasi lebih lanjut terkait keputusan suku bunga AS.

Data inflasi utama yang akan dirilis minggu ini menjadi fokus perhatian, sementara hari libur pasar di Inggris dan AS menghambat volume perdagangan. Keterbatasan petunjuk langsung juga menjadi faktor pembatas.

Minggu ini, sorotan tertuju pada data indeks harga PCE, alat pengukur inflasi pilihan The Fed, yang dijadwalkan dirilis pada Jumat ini. Diperkirakan, ukuran inflasi tersebut akan menunjukkan stabilitas dari bulan ke bulan.

“Greenback (dolar AS) mengalami peningkatan kekuatan dalam beberapa sesi terakhir karena para pedagang terus mengabaikan ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed tahun ini,” ujarnya.

Para pedagang saat ini sedang mempertimbangkan kemungkinan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga tetap stabil bahkan hingga September, sesuai dengan data dari alat CME Fedwatch.

Prospek suku bunga yang tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama dianggap sebagai sinyal positif bagi dolar, namun sebaliknya menjadi sinyal negatif bagi mata uang Asia yang memiliki risiko tinggi.

3. Rupiah diproyeksikan melemah di perdagangan Selasa

Ibrahim menerangkan, dalam perdagangan hari ini, mata uang rupiah mengalami pelemahan sebesar 76 poin, meskipun sebelumnya sempat terdepresiasi sebesar 85 poin dari penutupan sebelumnya.

Sementara itu, untuk perdagangan Selasa (28/5/2024), rupiah diperkirakan akan mengalami fluktuasi namun akhirnya ditutup melemah dalam kisaran antara Rp16.060 hingga Rp16.120 per dolar AS.

Topik:

  • Jujuk Ernawati

Berita Terkini Lainnya