Dolar AS Amblas ke Rp15.435,5 Sore Ini

Rupiah menguat 58,50 poin

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah menguat terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan, Selasa (28/11/2023). Rupiah mengakhiri sore di level Rp15.435,5 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, mata uang Garuda menguat sebanyak 58,50 poin atau 0,38 persen pada penutupan. Posisi rupiah sore ini melanjutkan tren pada pembukaan perdagangan pagi tadi yang menguat 24 poin.

Seharian ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak pada rentang Rp15.430 hingga Rp15.483,5. Sejak awal tahun hingga posisi hari ini (year-to-date/ytd) rupiah masih terapresiasi alias menguat 0,88 persen.

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Nilai tukar rupiah juga menguat di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), ke Rp15.450 per dolar AS pada Selasa (28/11/2023).

Kurs mata uang Garuda hari ini lebih kecil dibandingkan posisi pada Senin (27/11/2023) yang ada di level Rp15.527 per dolar AS. Dengan kata lain, rupiah menguat 77 poin.

Baca Juga: 3 Jenis Investasi yang Cocok saat Suku Bunga Lagi Naik

2. Ekspektasi penurunan suku bunga AS untungkan rupiah

Pengamat Pasar Keuangan, Ariston Tjendra, mengatakan penguatan rupiah terhadap dolar AS disebabkan ekspektasi suku bunga acuan AS tidak akan dinaikan lagi.

Teorinya, apabila bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) menurunkan suku bunga, aset seperti dolar AS menjadi kurang menarik di mata investor.

Hal itu bisa menyebabkan aliran modal keluar dari AS ke negara yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi, termasuk Indonesia. Seiring meningkatnya permintaan terhadap mata uang Garuda, nilai tukar rupiah bisa menguat.

Data penjualan rumah baru AS periode Oktober yang baru saja dirilis mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Menurut Ariston, hal itu kemungkinan disebabkan suku bunga KPR yang meninggi.

"Hasil ini memperkuat ekspektasi pasar soal suku bunga the Fed tersebut," tambahnya.

Baca Juga: Menkeu Wanti-Wanti Dampak Tren Suku Bunga Tinggi di Negara Maju ke RI

3. Penguatan rupiah juga didorong faktor ekonomi dalam negeri

Nilai tukar rupiah juga mendapatkan sentimen positif berkat stabilitas perekonomian Indonesia, tercermin dari pertumbuhan yang masih relatif kuat dan inflasi yang terjaga. Hal itu mendorong kepercayaan investor pada mata uang rupiah.

"Perekonomian Indonesia yang stabil membantu memberikan sentimen positif ke rupiah," tambahnya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara tahunan atau year-on-year (yoy) sebesar 4,94 persen pada kuartal III-2023. Sedangkan, secara kumulatif, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,05.

Sementara itu, inflasi Oktober Indonesia sebesar 0,17 persen secara bulanan atau month-to-month (mtm). Sedangkan besaran inflasi secara tahunan 2,56 persen.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya