3 Jenis Investasi yang Cocok saat Suku Bunga Lagi Naik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Investasi tidak lepas dari kondisi suku bunga yang diatur oleh bank sentral. Oleh karena itu, diperlukan strategi guna memiliki investasi yang tepat ketika suku bunga tersebut naik dan/atau turun.
Dalam investasi, suku bunga dapat menjadi risiko sistemik yang berarti akan memberikan dampak pada seluruh instrumen.
Suku bunga biasanya mengacu pada keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) yang kemudian berdampak pada suku bunga Bank Indonesia (BI) atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).
The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level 5,25-5,50 persen. Hal ini diumumkan pada awal November 2023.
Namun, The Fed menambahkan bahwa masih ada potensi kenaikan pada suku bunga apabila tingkat inflasi masih belum turun dalam waktu dekat.
Dari dalam negeri, BI telah memutuskan menaikkan BI7DDR menjadi 6 persen. Selain itu, suku bunga Deposit Facility juga naik menjadi 5,25 persen dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75 persen.
Meskipun hampir semua instrumen investasi terdampak akibat kenaikan suku bunga, berikut adalah beberapa jenis instrumen yang masih bisa menjadi pilihan, seperti dikutip IDN Times.
Baca Juga: Suku Bunga BI Naik ke 6 Persen, BCA Belum Akan Naikkan Bunga Kredit
1. Deposito
Pilihan investasi saat suku bunga naik yang pertama adalah deposito. Hal itu lantaran bunga deposito pada sejumlah bank cenderung naik saat suku bunga tinggi.
Meskipun tingkat keuntungannya cenderung rendah dan dapat terpengaruh oleh risiko inflasi, deposito tetap menjadi alternatif pilihan untuk menyimpan dana dengan tujuan jangka pendek.
Editor’s picks
Namun, kamu perlu memperhatikan bahwa dana deposito tidak bisa diambil sewaktu-waktu karena harus memenuhi kesepakatan pencairan dana yang telah disetujui di awal.
2. Reksa dana pasar uang
Bersamaan dengan naiknya suku bunga pada deposito, reksa dana pasar uang yang memiliki underlying asset deposito juga berpotensi mengalami kenaikan.
Maka dari itu, reksa dana pasar uang dapat menjadi pilihan alternatif untuk investasi saat suku bunga naik.
Baca Juga: Pasar Uang: Pengertian, Ciri-ciri, Tujuan, Fungsi dan Instrumen
3. Surat Berharga Negara (SBN)
Sejumlah surat berharga negara (SBN) memiliki potensi kupon imbal hasil naik ketika suku bunga mengalami kenaikan. Savings Bond Ritel (SBR) dan Sukuk Tabungan adalah contoh instrumen dengan karakteristik tersebut.
Baik SBR maupun Sukuk Tabungan memiliki imbalan bersifat mengambang atau batasan minimal yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Selain itu, kedua instrumen tersebut juga bebas dari risiko gagal bayar sehingga cocok untuk digunakan investor pemula atau yang ingin mencari pendapatan pasif.
Baca Juga: Cara Menempatkan Investasi dalam Perencanaan Finansial, Gini Ilmunya!