IKN Bisa Bebas Emisi Lebih Cepat di 2030

Sedangkan targetnya di 2045

Jakarta, IDN Times - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) memproyeksikan ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur (Kaltim) bisa bebas emisi lebih cepat dari yang direncanakan.

Direktur Transformasi Hijau OIKN Agus Gunawan mengatakan, IKN ditargetkan mencapai nol emisi karbon atau net zero emission pada 2045. Tapi, dimungkinkan target tersebut tercapai di 2030.

"Rencana penurunan emisi ataupun net zero emission di 2045 ini sudah dicapai di 2030," kata dia dalam diskusi virtual yang dikutip Kamis (30/11/2023).

1. Emisi karbon di IKN akan mulai turun di 2029

IKN Bisa Bebas Emisi Lebih Cepat di 2030ilustrasi karbon (Pixabay/niekverlaan)

Agus menjelaskan, penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) akan berdampak baik bagi IKN karena akan mereduksi emisi, yaitu mengurangi jumlah zat yang dilepaskan ke lingkungan, seperti gas rumah kaca atau polutan udara.

"Dan ini berdasarkan skenario, maka reduksi akan turun mulai di 2029 menuju ke 2030, ini akan turun dan diharapkan di 2030 sudah zero emission," ujarnya.

Baca Juga: Dewan Pakar AMIN Usulkan Dana untuk Bangun IKN Dialihkan ke 14 Kota

2. IKN didominasi PLTA eksisting di 2024

IKN Bisa Bebas Emisi Lebih Cepat di 2030Ilustrasi pembangkit listrik tenaga air. IDN Times/Dhana Kencana

Berdasarkan skenario, demand listrik atau jumlah daya listrik yang diperlukan di IKN sebesar 37 megawatt (MW) pada 2024. Di periode ini, suplai energi didominasi oleh pembangkit listrik tenaga air (PLTA) eksisting atau yang sudah ada sebesar 50 persen.

"Kemudian pembangkit listrik tenaga surya itu sebesar 30 persen dan pembangkit listrik tenaga gas itu sebesar 20 persen," ujarnya.

3. Pembangkit listrik dari gas sudah tidak dipakai di 2030

IKN Bisa Bebas Emisi Lebih Cepat di 2030Ilustrasi pembangkit listrik tenaga gas. (pexels.com/Kindel Media)

Kemudian, jumlah daya listrik yang diperlukan di IKN pada 2030 diproyeksikan mencapai 170 MW. Pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) mulai diperkenalkan pada periode ini.

"Nantinya ada pembangkit listrik tenaga bayu sebesar 25 persen," sebutnya.

Di tahun ini, porsi PLTS sebagai bauran energi di IKN mencapai 31 persen. Kemudian, akan ada tambahan PLTA baru dengan persentase bauran sebesar 40 persen, sementara PLTA eksisting sebesar 4 persen.

"PLTA yang baru rencananya akan dibangun di wilayah Kalimantan Utara. Dengan adanya ini maka support atau cadangan dari energi di IKN akan bertambah dari pembangkit listrik tenaga air yang baru," tambah Agus.

Baca Juga: Anies Sebut IKN Ciptakan Ketimpangan, Jokowi: Tak Mau Jawa Sentris

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya