Negaranya Bangkrut, Ini yang Terjadi di Sri Lanka

Ekonomi Sri Lanka babak belur

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Sri Lanka mengatakan perekonomian negara dengan utang menggunung itu telah runtuh alias bangkrut. Disebabkan habisnya uang untuk memenuhi kebutuhan makanan dan bahan bakar.  

Mengutip ABC News, Jumat (24/6/2022), Sri Lanka kini kekurangan uang untuk mengimpor kebutuhan dan sudah gagal membayar utangnya. Negara tersebut sampai mencari bantuan dari negara tetangga seperti India dan China, bahkan Dana Moneter Internasional (IMF).

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe, menekankan tugas monumental yang dia hadapi dalam memulihkan ekonomi yang menurutnya kini sedang menuju titik terendah.

Baca Juga: Gagal Bayar Utang, Sri Lanka Bangkrut!

1. Seberapa serius krisis di Sri Lanka?

Negaranya Bangkrut, Ini yang Terjadi di Sri LankaIlustrasi Utang. (IDN Times/Aditya Pratama)

Pemerintah Sri Lanka punya utang 51 miliar dolar AS. Jangankan mengurangi jumlah yang dipinjam, membayar bunga pinjamannya saja mereka sudah tidak sanggup lagi

Pariwisata yang menjadi mesin penting pertumbuhan ekonomi negaranya, tersendat karena pandemik dan kekhawatiran akan faktor keselamatan setelah rentetan serangan teror di Sri Lanka.

Mata uangnya telah jatuh hingga 80 persen, membuat impor lebih mahal dan memperburuk inflasi yang sudah tidak terkendali. Bayangkan saja, biaya makanan naik sampai 57 persen menurut data resmi.

Hasilnya adalah Sri Lanka meluncur menuju kebangkrutan, dengan hampir tidak ada uang untuk mengimpor bensin, susu, gas untuk memasak, bahkan kertas toilet.

Korupsi juga merupakan masalah di negara tersebut, tidak hanya berperan dalam menghambur-hamburkan kekayaan negara, tetapi juga mempersulit penyelamatan keuangan bagi Sri Lanka.

Baca Juga: Imbas Krisis Valuta Asing dan BBM, Kini Sri Lanka Hadapi Krisis Medis

2. Mengapa perdana menteri Sri Lanka mengatakan ekonomi negaranya runtuh?

Negaranya Bangkrut, Ini yang Terjadi di Sri LankaPM baru Sri Lanka Ranil Wickremesinghe (twitter.com/RW_UNP)

Pernyataan tegas seperti itu dapat merusak kepercayaan terhadap keadaan ekonomi dan tidak mencerminkan perkembangan baru yang spesifik. Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe, tampaknya menggarisbawahi tantangan yang dihadapi pemerintahan dalam membalikkan keadaan saat mencari bantuan dari IMF dan menghadapi kritik atas kurangnya perbaikan sejak dia menjabat beberapa minggu lalu.

Dia juga menangkis kritik dari dalam negeri. Komentarnya mungkin dimaksudkan untuk mencoba mendapatkan lebih banyak waktu dan dukungan saat dia mencoba mengembalikan ekonomi ke jalurnya.

Kementerian Keuangan mengatakan Sri Lanka hanya memiliki 25 juta dolar AS dalam cadangan devisa yang dapat digunakan. Hal itu membuat negaranya tidak memiliki kemampuan untuk membayar impor, apalagi membayar miliaran utang.

Sementara nilai rupee Sri Lanka melemah menjadi sekitar 360 hingga 1 dolar AS. Itu membuat biaya impor menjadi lebih mahal. Sri Lanka telah menangguhkan pembayaran sekitar 7 miliar dolar AS pinjaman luar negeri yang jatuh tempo tahun ini dari 25 miliar dolar AS yang akan dilunasi pada 2026.

3. Apa yang dilakukan pemerintah Sri Lanka?

Negaranya Bangkrut, Ini yang Terjadi di Sri LankaIMF (www.aa.com)

Wickremesinghe dinilai memiliki banyak pengalaman. Ini adalah masa jabatan keenamnya sebagai perdana menteri.

Sejauh ini, Sri Lanka telah mengalami kesulitan, terutama didukung oleh jalur kredit senilai 4 miliar dolar AS dari negara tetangga, India. Delegasi India berada di ibu kota Kolombo pada hari Kamis untuk pembicaraan tentang bantuan lebih lanjut, tetapi Wickremesinghe memperingatkan agar tidak mengharapkan India untuk mempertahankan Sri Lanka bertahan lama.

"Sri Lanka menggantungkan harapan terakhir pada IMF," kata berita utama hari Kamis di surat kabar Colombo Times.

Pemerintah sedang bernegosiasi dengan IMF mengenai rencana bailout dan Wickremesinghe mengatakan pada Rabu bahwa dia mengharapkan kesepakatan awal dengan IMF pada akhir Juli.

Pemerintah Sri Lanka juga mencari lebih banyak bantuan dari China. Pemerintah lain seperti AS, Jepang, dan Australia telah memberikan dukungan ekstra beberapa ratus juta dolar.

Awal bulan ini, PBB memulai seruan publik di seluruh dunia untuk memberikan bantuan. Sejauh ini, proyeksi pendanaan hampir tidak menyentuh 6 miliar dolar AS yang dibutuhkan negara untuk tetap bertahan selama enam bulan ke depan.

Untuk mengatasi kekurangan bahan bakar Sri Lanka, Wickremesinghe mengatakan kepada The Associated Press dalam sebuah wawancara baru-baru ini, dia akan mempertimbangkan untuk membeli minyak dengan potongan harga yang lebih besar dari Rusia untuk membantu negara itu melalui krisisnya.

Baca Juga: Sri Lanka Bangkrut, KBRI Siapkan Rencana Evakuasi WNI 

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya