Neraca Dagang Migas Masih Tekor, Ma'ruf Amin Minta Produksi Digenjot

Target produksi minyak mentah 1 juta barel per tahun

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyoroti neraca perdagangan minyak dan gas bumi (migas) masih mengalami defisit. 

"Neraca perdagangan migas masih tercatat defisit khususnya pada Mei hingga Juni 2022 akibat kenaikan impor migas yang lebih tinggi dibanding dengan kenaikan ekspor migas," katanya dalam Forum Kapasitas Nasional Tahun 2022 di JCC, Rabu (27/7/2022).

Menurutnya Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah (PR) besar dalam mewujudkan kemandirian energi. Oleh karenanya, produksi migas harus ditingkatkan.

"Kita memiliki pekerjaan rumah yang besar untuk mengembalikan kemandirian sektor energi di Indonesia, peningkatan produksi migas harus terus diupayakan bersama agar kontribusi migas terhadap perekonomian nasional tetap terjaga, tentunya dengan mengedepankan keseimbangan antara ekonomi dan ekologi," ujarnya.

Baca Juga: Neraca Perdagangan RI Surplus Lagi, tapi Migas Masih Defisit

1. Defisit migas sebesar 2,14 miliar dolar AS pada Juni

Neraca Dagang Migas Masih Tekor, Ma'ruf Amin Minta Produksi DigenjotWakil Presiden Ma'ruf Amin dalam Forum Kapasitas Nasional Tahun 2022 di JCC, Rabu (27/7/2022). (IDN Times/Trio Hamdani).

Berdasarkan pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan migas masih defisit pada Juni 2022. Defisit migas sebesar 2,14 miliar dolar AS, dengan komoditasnya adalah minyak mentah dan hasil minyak.

Sedangkan neraca perdagangan nonmigas Indonesia surplus sebesar 7,23 miliar dolar AS pada Juni. Komoditas utama yang memberikan kontribusi kepada surplus pada Juni berasal dari bahan bakar mineral (HS 27), kemudian lemak dan minyak hewan atau nabati (HS 15), dan diikuti besi dan baja (HS 72).

"Dari sisi neraca perdagangan pada Januari-Juni 2022 secara keseluruhan tercatat surplus mencapai 24,8 miliar dolar AS atau naik lebih dari 2 kali lipat dibandingkan capaian semester pertama 2021 sebesar 11,8 miliar dolar AS. Meskipun perlu dicatat bahwa surplus tersebut bersumber dari surplus neraca perdagangan nonmigas," ujar Ma'ruf Amin.

Baca Juga: Neraca Perdagangan RI Surplus Lagi, tapi Migas Masih Defisit

2. Ma'ruf Amin ingatkan soal krisis energi global

Neraca Dagang Migas Masih Tekor, Ma'ruf Amin Minta Produksi DigenjotWakil Presiden Ma'ruf Amin dalam Forum Kapasitas Nasional Tahun 2022 di JCC, Rabu (27/7/2022). (IDN Times/Trio Hamdani).

Dia mengingatkan bahwa saat ini dunia menghadapi kondisi pasokan energi yang tidak normal. Kemudian ada krisis iklim, perang maupun ancaman stagflasi yang dikhawatirkan menghambat upaya pemulihan ekonomi global. 

"Oleh karena itu, saya sangat mendukung upaya Kementerian ESDM dan SKK Migas untuk mewujudkan target lifting minyak 1 juta barel per hari dan gas 12 juta standar kaki kubik pada tahun 2030," ucap dia.

"Tentunya target ini merupakan suatu ikhtiar mulia untuk memenuhi kebutuhan migas dalam negeri sekaligus mengurangi current account deficit pada sektor migas," Ma'ruf menambahkan.

Wapres meminta semua pihak bersinergi dalam peningkatan produksi dalam negeri melalui berbagai dukungan, seperti peningkatan kapasitas teknologi dan kualitas tenaga kerja, percepatan proses sertifikasi, maupun berbagai aturan yang mendukung peningkatan produksi dalam negeri.

3. Investasi di sektor hulu migas belum optimal

Neraca Dagang Migas Masih Tekor, Ma'ruf Amin Minta Produksi DigenjotWakil Presiden Ma'ruf Amin dalam Forum Kapasitas Nasional Tahun 2022 di JCC, Rabu (27/7/2022). (IDN Times/Trio Hamdani).

Lanjut Ma'ruf, realisasi investasi pada sektor hulu migas tahun ini juga belum optimal. Berdasarkan data SKK Migas, hingga semester I-2022, realisasi investasi sektor hulu migas baru mencapai 4,8 miliar dolar AS atau 36 persen dari target investasi tahun ini sebesar 13,2 miliar dolar AS. 

"Untuk mendorong peningkatan investasi hulu migas, saya minta agar Menteri ESDM dan juga Menteri Investasi merumuskan langkah-langkah yang dapat memberikan daya tarik fiskal bagi investor," ujarnya.

Harga minyak dunia yang saat ini sudah menyentuh 117 dolar AS per barel dan harga gas 90 dolar AS per MMBTU, menurutnya merupakan momentum terbaik untuk menarik investasi di hulu migas.

"Apabila ada perizinan yang menghambat agar dipangkas. Peningkatan investasi dan kegiatan hulu migas memiliki peran penting agar aktivitas perekonomian di sektor migas dan berbagai sektor lainnya dapat kembali berjalan dengan normal," tambahnya.

Baca Juga: Anies Segera Nikahkan Anak Sulungnya, Undang Wapres Ma'ruf Amin

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya