Produksi Minyak RI Merosot sejak 2016, Pemerintah Pede Tahun Ini Naik

Targetnya 635 ribu barel per hari tahun ini

Jakarta, IDN Times - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjelaskan bahwa penurunan produksi minyak bumi tidak begitu tajam karena sudah mengalami penyesuaian (sliding) sejak tahun lalu.

Kementerian mencatat, jumlah barel minyak yang diangkat setiap hari selama beberapa tahun terakhir, menunjukkan penurunan dari 2016 hingga 2023, di mana pada tahun lalu turun menjadi 605,5 barel per hari dari sebelumnya 612 barel di 2022.

“Untuk minyak jadi sudah sliding itu tidak terlalu tajam turunnya dari tahun kemarin,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (16/1//2024).

Baca Juga: Lemigas Buru Cadangan Minyak di Indonesia

1. Pemerintah siapkan strategi untuk kembali menggenjot produksi

Produksi Minyak RI Merosot sejak 2016, Pemerintah Pede Tahun Ini NaikIlustrasi Kilang Minyak Pertamina (Dok. Pertamina)

Kementerian ESDM mengakui perlunya tindakan ekstra atau langkah tambahan untuk meningkatkan produksi minyak.

Mereka berencana membuat terobosan dengan memanfaatkan lapangan-lapangan dan sumur-sumur yang belum dimanfaatkan maupun sumur nganggur (idle).

“Itu perlu kita kerjasamakan untuk bisa menaikkan produksi,” ujar Tutuka.

2. Pemerintah optimis lifting minyak capai 635 ribu barel per hari tahun ini

Produksi Minyak RI Merosot sejak 2016, Pemerintah Pede Tahun Ini NaikIlustrasi hulu migas (Dok. SKK Migas)

Koordinator Pokja Pengembangan WK Migas Konvensional Ma'ruf Affandi mengatakan, target produksi minyak atau lifting untuk 2024 telah ditetapkan sebanyak 635 ribu barel per hari, sesuai dengan Undang-Undang 19 Tahun 2023 tentang APBN 2024.

Dengan demikian, perbandingan dengan tahun lalu menunjukkan adanya optimisme atau harapan bahwa produksi minyak bumi akan mengalami peningkatan.

“Jadi, kalau dibandingkan dengan tahun 2023 atau realisasi itu ada peningkatan atau masih ada optimisme bahwa lifting minyak bumi masih akan bertambah,” tutur Ma'ruf.

Baca Juga: BPH Migas Pastikan Pasokan BBM dan Elpiji Aman Jelang Pemilu 2024

3. Penurunan produksi minyak tak terlalu berdampak pada PNBP

Produksi Minyak RI Merosot sejak 2016, Pemerintah Pede Tahun Ini NaikIlustrasi Penurunan Harga Minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Meskipun produksi minyak terus menurun, Kementerian ESDM mampu menghalau tergerusnya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di sektor minyak dan gas bumi (migas).

Penurunan PNBP di sektor migas pada 2023 lebih disebabkan oleh turunnya harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP).

Realisasi PNBP sektor migas sebesar Rp148,70 triliun pada 2023, terdiri dari gas bumi Rp30,49 triliun dan minyak bumi Rp118,20 triliun. Kemudian PNBP migas menurun menjadi Rp117 triliun, terdiri dari gas bumi Rp27,07 triliun dan minyak bumi Rp89,92 triliun.

“Jadi, PNBP mengikuti pola dari ICP ini, dan kurang lebih itu menyatakan bahwa apa yang kita lakukan di sini konsisten dengan program sehingga dampaknya hanya terkena dari ICP-nya, walaupun kita tahu declining (penurunan) produksi minyak terus berlangsung,” tambah Tutuka.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya