Rupiah Lesu Sore Ini, Terkoreksi ke Rp15.190 per Dolar AS
Mata uang Rupiah (ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah terkoreksi pada penutupan perdagangan Selasa (21/2/2023). Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seharian ini.
Mengutip Bloomberg, kurs rupiah melemah sebanyak 31 poin atau 0,20 persen ke level Rp15.190 per dolar AS. Posisi rupiah sore ini melanjutkan tren negatif sejak pembukaan perdagangan pagi tadi, yang melemah sebanyak 11,5 poin ke level Rp15.170,5 per dolar AS pada pembukaan perdagangan.
Laju rupiah hari ini membalikkan tren positif pada penutupan perdagangan Senin (20/2/2023), yang menguat sebanyak 51 poin atau 0,34 persen ke level Rp15.159 per dolar AS.
1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI
Rupiah juga melemah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), ke Rp15.179 per dolar AS pada Selasa (21/2/2023).
Angka tersebut lebih besar dibandingkan kurs rupiah pada awal pekan, Senin (20/2/2023,) yang ada di level Rp15.168 per dolar AS.
Baca Juga: BI Ungkap 5 Faktor Rupiah Bakal Terus Menguat
2. Investor khawatir sikap hawkish the Fed
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa inflasi Amerika Serikat yang masih tinggi, ditambah dengan tanda-tanda penguatan di pasar tenaga kerja, memberi bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) cukup dorongan untuk terus menaikkan suku bunga.
"Risalah pertemuan Februari Fed, yang dijadwalkan pada hari Rabu, kemungkinan akan mengulangi sikap hawkish bank sentral," kata Ibrahim.
3. Proyeksi nilai tukar rupiah pada perdagangan besok
Seharian ini, nilai tukar rupiah bergerak pada rentang Rp15.162,5-Rp15.194,5 per dolar AS. Sejak awal tahun atau year-to-date (ytd), rupiah terapresiasi terhadap dolar AS sebesar 2,46 persen.
Ibrahim memproyeksikan nilai tukar rupiah pada perdagangan besok, Rabu (22/2/2023) bakal bergerak pada rentang Rp15.180-Rp15.230 per dolar AS.
Baca Juga: Sri Mulyani: Investor Jepang Tertarik Investasi EBT di IKN
Topik:
Berita Terkini Lainnya
