Airlangga Hartarto Jamin Rasio Utang Masih Aman
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menjamin rasio utang pemerintah Indonesia hingga saat ini masih dalam batas aman, bahkan lebih baik ketimbang negara berkembang lainnya.
"Rasio utang kita juga level aman di bawah 40 persen, yaitu 38 persen," kata Airlangga di Hotel St Regist Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Secara nominal, utang per November mengalami kenaikan 1,13 persen dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi Rp8.041,01 triliun.
Namun, rasio utang masih berada di level 38,11 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) atau berada dalam batas aman. Pasalnya, batas rasio utang sesuai UU 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara adalah maksimal 60 persen terhadap PDB.
Baca Juga: Wamen BUMN Minta Bank Aktif Salurkan Kredit Proyek Hijau
1. Fundamental ekonomi RI kuat
Airlangga mengungkapkan, fundamental ekonomi masih kuat di tengah ketidakpastian global. Tercermin dari data pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih ekspansif, yakni di level 5 persen.
"Kita di atas pertumbuhan rata-rata negara maju maupun negara berkembang," katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) November 2023 tercatat sebesar 0,38 persen (mtm) sehingga secara tahunan menjadi 2,86 persen (yoy).
Inflasi yang terjaga merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
Kemudian, faktor laju purchasing manufacturing index (PMI) menguat ke level 51,7 pada November 2023 atau meningkat 0,2 poin dari 51,5 pada Oktober 2023.
Baca Juga: Optimistis Sambut 2024, Jokowi: Politiknya Adem-Adem Saja
2. Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan global
Meskipun fundamental ekonomi kokoh, tetapi Airlangga menyebut ada berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia, di antaranya tensi geopolitik yang belum mereda hingga fluktuasi harga komoditas.
Kemudian, munculnya ketegangan geopolitik di sejumlah negara, serta arah kebijakan moneter negara maju yang masih tinggi atau higher for longer.
Editor’s picks
"Ketidakpastian di pasar keuangan ini bisa menekan aliran modal asing," jelas Airlangga.
Dengan berbagai tantangan global, Airlangga optimistis kondisi ekonomi Indonesia tahun ini mampu tumbuh di atas 5 persen (yoy) dan tahun depan dapat tumbuh 5,2 persen (yoy).
"Di tengah down side risk, kita tidak boleh berpuas diri, kita perlu menggerakkan dan memaksimalkan tiga mesin ekonomi untuk bisa terus berfungsi ke depan," ucapnya.
Baca Juga: Kembali Bekerja, Luhut Geber Target Pertumbuhan Ekonomi 6 Persen
3. Rincian utang periode 2014-November 2023
Adapun rincian utang periode 2014-November 2023 adalah sebagai berikut:
2014
Rp2.608,78 triliun, rasio utang menjadi 24,75 persen terhadap PDB
2015
Rp3.165,13 triliun, rasio utangnya 26,84 persen terhadap PDB
2016
Rp3.466,96 triliun, rasio utangnya 27,5 persen terhadap PDB
2017
Rp3.938,70 triliun dengan rasio utang 29,22 persen terhadap PDB
2018
Rp4.418,30 triliun capaian rasio utang 29,98 persen terhadap PDB
2019
Rp4.779,28 triliun memiliki rasio utang 29,80 persen terhadap PDB
2020
Rp6.074,56 triliun dengan laju rasio utang 38,68 persen terhadap PDB
2021
Rp6.908,87 triliun dengan rasio utang 41 persen terhadap PDB
2022
Rp7.733,99 triliun dengan rasio utang 39,57 persen terhadap PDB
November 2023
Rp8.041,01 triliun dan rasio utangnya menjadi 38,11 persen terhadap PDB
Baca Juga: Tumpukan Utang Negara Era Jokowi Naik 208,22 Persen