Apa itu Redenominasi? Ini Dampak hingga Manfaatnya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Wacana menyederhanakan nilai mata uang atau redenominasi rupiah kembali bergulir.
Saat ini, redenominasi rupiah telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
Lantas apa itu redenominasi, tujuan dan manfaatnya?
Baca Juga: Fakta-Fakta Redenominasi Rupiah: Wacana 1 Dekade
1. Apa itu redenominasi?
Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), redenominasi didefinisikan sebagai penyederhanaan nilai mata uang rupiah tanpa mengubah nilai mata uangnya.
Singkatnya, kebijakan ini akan menghilangkan digit nol pada rupiah. Misalnya, uang pecahan Rp1.000 menjadi Rp1 dan seterusnya.
Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
Baca Juga: Satu Dekade Redenominasi Masih Wacana, Ini Alasannya
2. Dampak redenominasi
Dilansir dari laman OCBC NISP, Kamis (6/7/2023), terdapat beberapa dampak dari rencana redenominasi.
- Penghitungan uang lebih mudah
Dampak redenominasi adalah perhitungan keuangan jadi lebih mudah dan sederhana karena jumlah angkanya tidak sebanyak sebelumnya.
Dengan demikian, untuk menyebut atau menuliskan uang sejumlah Rp145.000 cukup menjadi Rp145 saja.
Hal ini juga akan memudahkan menghitung uang dalam jumlah besar seperti jutaan atau miliaran.
Editor’s picks
- Menimbulkan inflasi
Inflasi menjadi salah satu dampak negatif yang bisa saja muncul. Hal itu karena masyarakat kaget dan tidak terbiasa dengan jumlah uang terbaru.
Namun, redenominasi tidak memotong nilai tukar mata uang. Hanya saja, adanya pembulatan dari harga semula, dapat memicu kenaikan harga pada berbagai barang sehingga terjadilah inflasi.
Untuk itu, pemerintah harus melakukan persiapan kebijakan redenominasi secara matang sebelum benar-benar diterapkan.
- Bisa mempengaruhi daya beli
Kebijakan redenominasi berpotensi membuat daya beli masyarakat menurun.
Hal itu karena redenominasi adalah kebijakan dengan kompleksitas tinggi mengingat pengaruhnya sangat besar terhadap kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu pemerintah harus benar-benar merencanakan dengan matang agar negara dapat terhindar dari dampak buruk yang ditimbulkan.
Baca Juga: Bank Indonesia Bantah Uang Rp75 Ribu Baru sebagai Redenominasi
3. Tujuan dan manfaat redenominasi
Ada beberapa tujuan dan manfaat dari redenominasi. Antara lain, kredibilitas dan kesetaraan mata uang lebih baik.
Jika dibandingkan dengan sejumlah mata uang negara lain seperti Dolar AS dan Malaysia Ringgit, Rupiah Indonesia memiliki jumlah angka yang jauh lebih banyak.
Misalnya, 1 dolar AS sama dengan Rp15 ribu dan RM1 adalah Rp3.500.
Adanya redenomisasi akan membuat nilai tukar rupiah terkesan sama dengan mata uang negara lainnya. Hal ini tentu sangat berdampak positif dalam aspek perdagangan dan juga psikologi pasar.
Kemudian, manfaat redenominasi juga membuat pencatatan akuntansi lebih sederhana, memudahkan proses pencatatan akuntansi, serta penghitungan uang di kehidupan sehari-hari.
Dengan dihilangkannya tiga digit angka nol tersebut, maka tugas pencatatan keuangan akan terasa lebih mudah dan sederhana. Kesalahan penulisan pun dapat diminimalisasi.
Baca Juga: Bank Indonesia Rencanakan Redenominasi Rupiah, untuk Apa?