APBN Makin Sehat, Penarikan Utang Susut hingga 36,6 Persen

Realisasi penarikan utang baru 41,9 persen dari target

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan telah menarik utang baru sebesar Rp345 triliun sampai 12 Desember 2023.

"Realisasi itu turun hingga 36,6 persen dibandingkan realisasi periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp544,4 triliun," jelas Sri Mulyani dikutip, Sabtu (16/12/2023).

Baca Juga: Revisi APBN 2023, Jokowi Pangkas Target Penarikan Utang 

1. Hampir tutup tahun, penarikan utang baru 41,9 persen

APBN Makin Sehat, Penarikan Utang Susut hingga 36,6 Persenilustrasi utang (IDN Times/Nathan Manaloe)

Realisasi penarikan utang baru mencapai 41,9 persen dari target penarikan utang tahun ini yang sebesar Rp696,3 triliun.

"Kalau kita lihat pembiayaan utang ini dibandingkan tahun lalu turun sangat tajam. Dibandingkan APBN juga turun sangat tajam," ucapnya.

2. Penerbitan SBN turun 44,2 persen

APBN Makin Sehat, Penarikan Utang Susut hingga 36,6 PersenIlustrasi Obligasi/Surat Berharga (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih rinci, pembiayaan utang sampai 12 Desember 2023 terdiri dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto sebesar Rp298,6 triliun dan pinjaman neto sebesar Rp46,4 triliun.

"Penerbitan SBN neto turun 44,2 persen dari penerbitan tahun lalu Rp534,8 triliun. Pinjaman tahun ini naik dari tahun lalu yang hanya Rp9,5 triliun, tahun ini naik ke Rp46,4 triliun. Jadi ada kenakan dari sisi pinjaman, namun dari SBN turun sangat drastis," jelas Sri Mulyani.

Baca Juga: Pemerintah Tarik Utang, Cadangan Devisa November 2023 Naik Rp77 T

3. Kondisi APBN makin sehat

APBN Makin Sehat, Penarikan Utang Susut hingga 36,6 Persenilustrasi APBN (IDN Times/Aditya Pratama)

Sri Mulyani menyebut kondisi APBN semakin sehat. Pembiayaan utang terus dijaga pada level aman, mengingat situasi global saat ini cenderung dengan kenaikan suku bunga dan volatilitas tinggi.

"Ini yang menggambarkan APBN kita makin sehat karena defisitnya jauh lebih rendah dibandingkan rancangan awal dan dibandingkan tahun lalu," imbuhnya.

Dengan tren dari defisit menurun, konsolidasi fiskal tetap terjaga kredibel dan kuat karena penerimaan kuat dan belanja terjaga baik. Di samping itu,  pemerintah menggunakan sebagian saldo anggaran lebih (SAL) 2022 sebagai langkah antisipasi volatilitas pasar keuangan di 2023.

"Ini sangat penting karena tahun 2023, dengan inflasi tinggi suku bunga naik secara drastis kita bisa mengerem pinjaman dan penerbitan surat berharga. Yield kita masih cukup baik, ini strategi yang sangat tepat dan ampuh dalam situasi dunia di mana suku bunga alami kenaikan ekstrem higher for longer kita bisa lindungi APBN dan lindungi keseluruhan postur kita sebab sudah cadangkan mulai gunakan SAL dan defisit alami penurunan sangat tajam," paparnya.

Baca Juga: Jelang Tutup Tahun, APBN Defisit Rp35 Triliun

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya