Bukan China, Ini Negara Pemberi Utang Luar Negeri Terbesar untuk RI

Ini lima deretan teratas negara pemberi utang ke Indonesia

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia mencatat terdapat lima negara yang rajin memberikan utang ke Indonesia. Hal ini terkonfirmasi dari data statistik utang luar negeri (ULN) Indonesia.

Realisasi ULN Indonesia per Mei 2023 sebesar 398,3 miliar dolar AS atau Rp5.974,5 triliun (kurs Rp15 ribu per dolar AS). Realisasi ULN terpantau turun 1,19 persen dibandingkan pada April sebesar 403,1 miliar dolar AS.

Dengan perkembangan tersebut, ULN Indonesia secara tahunan mengalami kontraksi 1,7 persen (yoy). Kontraksi ini lebih dalam dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 1,3 persen (yoy).

Baca Juga: Utang Luar Negeri Mei Turun Jadi Rp5.974,5 Triliun 

1. Daftar lima negara pemberi utang terbesar untuk RI edisi Mei

Bukan China, Ini Negara Pemberi Utang Luar Negeri Terbesar untuk RIilustrasi utang (IDN Times/Aditya Pratama)

Berdasarkan data statistik, ULN dari kreditur Singapura menempati posisi pertama sebagai negara pemberi kreditur terbesar periode ini mencapai 57.647 miliar dolar AS atau Rp864,7 triliun (kurs Rp15 ribu per dolar AS).  

Kedua, Amerika Serikat memberikan pinjaman hingga 30.404 miliar dolar AS atau sekitar Rp456.0 triliun. Kemudian di posisi ketiga, Jepang 23.049 miliar dolar AS atau Rp345.735 triliun.

Selanjutnya disusul oleh China dengan 20.202 miliar dolar AS atau Rp303 triliun dan di posisi kelima yakni Hongkong sebesar 17.823 miliar dolar AS atau Rp267,3 triliun. 

Baca Juga: Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Mei Turun ke US$139,3 Miliar

2. Utang luar negeri mencakup pemerintah, bank sentral hingga swasta

Bukan China, Ini Negara Pemberi Utang Luar Negeri Terbesar untuk RIilustrasi hutang (IDN Times/Arief Rahmat)

Dilansir dari situs resmi Bank Indonesia,  utang luar negeri Indonesia mencakup utang luar negeri pemerintah, bank sentral dan swasta.

Utang luar negeri pemerintah adalah utang yang dimiliki oleh pemerintah pusat terdiri dari utang bilateral, multilateral, komersial, supplier dan surat utang berharga negara (SBN), yang diterbitkan di luar negeri dan dalam negeri yang dimiliki pleh bukan penduduk.

Sementara, utang luar negeri Bank Sentral adalah utang yang dimiliki oleh Bank Indonesia, yang diperuntukkan dalam rangka mendukung neraca pembayaran dan cadangan devisa. Selain itu, terdapat juga utang kepada pihak bukan penduduk yang telah menempatkan dananya pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI), serta utang dalam bentuk kas dan simpanan serta kewajiban lainnya kepada bukan penduduk.

Adapun utang luar negeri swasta adalah utang luar negeri penduduk kepada bukan penduduk dalam valuta asing dan atau rupiah berdasarkan perjanjian utang atau loan agreement. Utang luar negeri swasta meliputi lembaga keuangan dan perusahaan bukan lembaga keuangan.

3. ULN pemerintah dan swasta kompak turun

Bukan China, Ini Negara Pemberi Utang Luar Negeri Terbesar untuk RIilustrasi utang negara (IDN Times/Aditya Pratama)

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, menyampaikan posisi ULN pemerintah pada akhir Mei 2023 sebesar 192,6 miliar dolar AS. Nilai ULN turun dibandingkan dengan posisi April sebesar 194,1 miliar dolar AS, tapi tumbuh 2,3 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Penurunan posisi ULN pemerintah disebabkan pembayaran neto pinjaman luar negeri dan beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang jatuh tempo.

"Pemerintah tetap berkomitmen mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel, termasuk menjaga kredibilitas dalam memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga secara tepat waktu," jelas Erwin. 

ULN digunakan pemerintah sebagai salah satu pembiayaan APBN. Pemanfaatan ULN diarahkan untuk mendukung pembiayaan sektor produktif dan belanja prioritas. "Khususnya dalam rangka menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid di tengah ketidakpastian perekonomian global," tambahnya. 

Sementara itu, ULN swasta pada akhir Mei 2023 tercatat sebesar 196,5 miliar dolar AS, atau turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 199,5 miliar dolar AS. Secara tahunan, ULN swasta kontraksi 5,8 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 4,6 persen (yoy). 

Baca Juga: Utang Indonesia Turun di Mei 2023, Berapa?

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya