Mantap, 20 Bulan Berturut PMI Manufaktur Indonesia Ekspansi 

Pengusaha makin optimis jalankan usahanya

Jakarta, IDN Times - Sektor Manufaktur Indonesia secara konsisten mengalami ekspansi dalam 20 bulan berturut-turut. Hal ini disampaikan S&P global dalam laporan Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur.

PMI Indonesia periode April tercatat mengalami kenaikan 0,8 point ke level 52,7. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, pencapaian tersebut menunjukkan sentimen bisnis pada sektor manufaktur tetap optimistis, kuat, dan tertinggi sejak November 2022.

"Produsen memandang prospek pertumbuhan jangka pendek masih relatif baik untuk mendorong output produksi mereka di masa depan," ujar dia dalam keterangan Rabu (3/5/2023).

Ia menjelaskan optimisme pertumbuhan permintaaan yang berkelanjutan perlu dijaga. Hal itu memberikan bantalan yang kuat dalam menghadapi risiko gejolak ekonomi global.

Baca Juga: Ekspor Meningkat, PMI Manufaktur Indonesia Lanjutkan Ekspansi

1. Permintaan meningkat berkat Lebaran

Mantap, 20 Bulan Berturut PMI Manufaktur Indonesia Ekspansi Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu (Tangkap Layar Kementerian Keuangan)

Febrio menjelaskan bahwa penguatan PMI manufaktur didorong oleh permintaaan dalam negeri yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan dan Idul Fitri.

"Peningkatan produksi ditandai dengan pembukaan lapangan kerja yang turut meningkat," kata dia.

Meski demikian, permintaan ekspor juga masih moderat, sejalan dengan perlambatan ekonomi global. 

Baca Juga: Laju Manufaktur Maret Level 51,9, Unggul Dibanding China  

2. Pengusaha optimistis jalankan usahanya

Mantap, 20 Bulan Berturut PMI Manufaktur Indonesia Ekspansi Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita. (IDN Times/Trio Hamdani)

Selain laju PMI Indonesia, PMI manufaktur negara-negara ASEAN seperti Thailand, Myanmar, juga tercatat meningkat pada bulan April yaitu masing-masing di level 60,4 dan 57,4.

Meski demikian, untuk sektor industri di sebagian negara maju masih mengalami kontraksi, dilihat dari skor PMI manufakturnya, seperti Jerman (44,0), Prancis (45,5), Inggris (46,6), Korea Selatan (48,1), dan Jepang (49,5), kemudian Malaysia (48,8) .

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan kondisi ekspansi pada PMI manufaktur Indonesia tersebut sesuai dengan hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan April yang menembus 51,38.

“Dengan terlihatnya hasil PMI dan IKI yang berada di posisi ekspansi, artinya para pelaku industri dan investor di Indonesia tetap optimistis dan percaya diri dalam menjalankan usahanya. Selain itu, mereka punya keyakinan besar terhadap kondisi pasar yang semakin membaik, dengan didukung berbagai program dan kebijakan pemerintah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif,” paparnya.

Baca Juga: PMI Manufaktur Indonesia Februari Turun Tipis Menjadi 51,2 

3. Pemerintah perkuat optimalkan P3DN

Mantap, 20 Bulan Berturut PMI Manufaktur Indonesia Ekspansi website

Lebih lanjut, untuk memperkuat permintaan pasar domestik, Kemenperin fokus untuk mengoptimalkan program Peningatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), termasuk pada proses pengadaan barang dan jasa di pemerintah pusat dan daerah serta BUMN dan BUMD.

“Selain itu, kami proaktif memacu perluasan pasar ekspor, terutama ke negara-negara nontradisional,” imbuhnya.

Tak hanya itu, pada perhelatan Hannover Messe 20223 beberapa waktu lalu, telah terjadi sejumlah kesepakatan kerja sama yang ditandatangani oleh Pemeritah Indonesia dan pelaku industri nasional dengan para negara mitra dan investor global.

“Kerja sama ini, khususnya di sektor industri, akan dapat membawa dampak positif dalam peningkatan daya saing industri kita dan membuka akses pasar yang lebih luas,” ujarnya.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya