Modal Rp300 Ribu, Eks Karyawan BUMN Sukses Buka Usaha Keripik Kentang

Ada 120 titik penjualan di Jogja dan berencana ekspor

Jakarta, IDN Times - Punya bisnis pribadi adalah impian sebagian orang, termasuk mereka yang saat ini menjadi pekerja di perusahaan. Seperti yang dilakukan Arstantya Raka, eks karyawan BUMN, yang banting setir menjadi penjual keripik kentang. 

Ia menceritakan usaha keripik kentang itu dimulai dengan modal Rp300 ribu. Modal itu dipakai membeli kentang, bumbu, hingga mesin pengemasan. Perlahan tetapi pasti, usaha yang dirintis Arstantya mampu menghidupi keluarganya secara mandiri.

Keripik kentang yang diberi nama Kentunk, dijual seharga Rp13 ribu - Rp15 ribu per kemasan. Saat ini, Arstantya bisa memproduksi 60 kilogram kentang setiap hari.

“Satu kilogram kentang itu bisa jadi empat bungkus dan kita jual harganya rata-rata Rp13 ribu-Rp15 ribu per bungkus, jadi bisa dihitung sendiri-lah, omzetnya,” ujar Arstanya saat bercerita kepada IDN Times yang dikutip, Rabu (27/12/2023).

Baca Juga: Belum Setahun, Pedagang Taman UMKM Sukaraja Hengkang karena Sepi

1. Suka jualan sejak kuliah

Modal Rp300 Ribu, Eks Karyawan BUMN Sukses Buka Usaha Keripik KentangEks karyawan BUMN, Arstantya Raka bikin usaha keripik kentang yang dinamai Kentunk. (dok. Kentunk)

Sejak duduk di bangku kuliah, Arstantya sudah suka berdagang. Namun, keinginan eks pegawai BUMN itu untuk berdagang tak terbendung saat mengambil kuliah S2 di Yogyakarta.

Saat menempuh pendidikan itu, Arstantya mengundurkan diri sebagai pegawai BUMN, karena jarak antara tempatnya bekerja di Jakarta dan kampus di Yogyakarta.

"Ketika kerja rasanya hati ini meronta-ronta ingin resign. Pokoknya ya jiwa saya pengennya berdagang makanya waktu itu memutuskan resign,” ujarnya.

Di samping memiliki jiwa wirausaha, ia mengaku bisa bebas memiliki watu beribadah setelah menjadi pengusaha.

“Bukan di BUMN tidak bebas beribadah, tapi lebih ke saya merasa tidak enak kalau mau beribadah ketika lagi ada meeting atau acara penting di kantor,” ujarnya.

Baca Juga: Tips Perkuat Eksistensi Bisnis, UMKM Merapat!

2. Bukan dari keluarga pebisnis

Modal Rp300 Ribu, Eks Karyawan BUMN Sukses Buka Usaha Keripik KentangEks karyawan BUMN, Arstantya Raka bikin usaha keripik kentang yang dinamai Kentunk. (dok. Kentunk)

Arstantya membuktikan semua orang bisa memulai usaha meski tak memiliki latar belakang pengusaha. Kedua orangtua Arstantya merupakan pegawai negeri sipil. Sementara mertuanya berprofesi sebagai guru.

Bisnis kuliner keripik kentang Kentunk itu dirintis dari nol dengan konsisten dan perjuangan keras. Ia mengaku, ide berjualan keripik kentang didapat dari ibunya.

“Waktu itu ibu saya suka bikin keripik kentang untuk dimakan pakai soto. Karena ibu saya orang Jawa Timur, kalau makan soto pakai keripik kentang itu tanpa rasa, makanya kita mau coba bikin keripik kentang varian rasa,” ujarnya.

Baca Juga: Pos Indonesia Komit Dorong 50 Lebih UMKM Naik Kelas

3. Varian rasa yang out of the box!

Modal Rp300 Ribu, Eks Karyawan BUMN Sukses Buka Usaha Keripik KentangEks karyawan BUMN, Arstantya Raka bikin usaha keripik kentang yang dinamai Kentunk. (dok. Kentunk)

Kentunk memiliki empat varian rasa yang mungkin baru kali ini terdengar. Mulai dari rasa pedas daun jeruk, original gurih daun jeruk, jamur, dan telur asin.

Sementara, bahan baku kentang yang dipakai berasal dari para petani dari Dieng, Jawa Tengah. Menurut Arstantya, kentang dieng punya tekstur yang lebih empuk dan punya rasa manis alami, sehingga cita rasa khas kentang benar-benar terasa di lidah.

Baca Juga: Pemprov Jabar Dorong UMKM Ekspor Luar Negeri Melalui Forum Diaspora

4. Miliki 120 titik penjualan dan berencana ekspor

Modal Rp300 Ribu, Eks Karyawan BUMN Sukses Buka Usaha Keripik KentangEks karyawan BUMN, Arstantya Raka bikin usaha keripik kentang yang dinamai Kentunk. (dok. Kentunk)

Untuk penjualan offline, keripik kentang Kentunk fokus di pasar Jawa Tengah dan Yogyakarta. Terdapat 140 titik penjualan khusus produk Kentunk. Selain itu, Arstantya menjual produk lainnya di 120 titik di wilayah yang sama. Sehingga, total titik penjualan bisnis Arstantya sekitar 250 lokasi di wilayah Jateng dan DIY.

Meski demikian, ia punya cita-cita untuk bisa menjadi eksportir keripik kentang ke mancanegara. Ia mengaku sudah sempat mengikuti pameran UMKM di Korea Selatan dan terdapat beberapa potential buyer yang memberikan kontak.

Di tengah era digitalisasi, Arstantya Raka mengatakan, perintis usaha wajib membuat konten menarik lewat media sosial. Konten itu akan meningkatkan brand awareness.

Baik itu konten edukasi, hiburan, hingga konten-konten yang menginspirasi para warga di jagat maya. Lewat kreasi konten yang diunggah terus menerus, secara langsung akan mendorong ketertarikan orang-orang hingga akhirnya membeli Kentunk dan melakukan order Kentunk secara berulang atau repeat order.

“Kita pemasaran tidak offline doang. Itu strategi Kentunk supaya tetap eksis di tengah munculnya banyak produk lain, yang paling utama kita konsisten ngonten,” katanya.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya