Pemerintah Diwanti-wanti Antisipasi Penurunan Konsumsi di Q2

Masyarakat dinilai akan tahan konsumsi

Jakarta, IDN Times - Ekonom Indef memperkirakan selesainya momentum Pemilu 2024 dan Ramadan akan menurunkan daya beli masyarakat pada kuartal II 2024. Hal ini dinilai akan mempengaruhi laju pertumbuhan konsumsi sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Apalagi pada kuartal I konsumsi rumah tangga tumbuh 4,91 persen (yoy) dengan kontribusinya 54,39 persen, kemudian  konsumsi pemerintah tumbuh 19,90 persen dan kontribusinya 6,25 persen terhadap PDB.

"Karena sudah tidak ada Ramadan dan Lebaran, kemungkinan ada penurunan konsumsi masyarakat pada kuartal II dan itu perlu diantisipasi,” ucap peneliti bidang ekonomi makro dan keuangan Indef Riza Annisa Pujarama, Kamis (9/5/2024). 

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Wapres: Ada Peran Inovasi Pengusaha

1. Tantangan yang akan dihadapi masyarakat di kuartal II

Pemerintah Diwanti-wanti Antisipasi Penurunan Konsumsi di Q2ilustrasi ekonomi (IDN Times)

Menurutnya, masyarakat akan dihadapkan pada berbagai tantangan di kuartal II. Salah satunya, dampak dari inflasi yang tinggi akibat kenaikan harga masih terasa karena meningkatnya harga kebutuhan pokok tidak diimbangi meningkatnya pendapatan.

Meski harga pangan sudah bergerak turun, namun harganya dinilai masih ada di level yang tinggi. Terlebih, dampak perubahan iklim terhadap produksi pangan masih terasa, yang tercermin pada kinerja sektor lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan yang terkontraksi sebesar 3,54 persen.

“Saat ini harga bawang merah masih tinggi. Kemudian ayam juga masih tinggi. Nah ini akan menggerus daya beli masyarakat," ucapnya. 

2. Masuk tahun ajaran baru bikin masyarakat lebih hemat

Pemerintah Diwanti-wanti Antisipasi Penurunan Konsumsi di Q2ilustrasi anak sekolah(pexels.com/Agung Pandit Wiguna)

Di samping itu, momen tahun ajaran baru pada sektor pendidikan kemungkinan turut memengaruhi pertimbangan masyarakat dalam mengeluarkan konsumsi.

“Setelah Idul Fitri masyarakat akan dihadapkan pada anak yang akan memasuki tahun ajaran baru. Kemudian, juga ada Hari Raya Idul Adha. Saya rasa akan terjadi penahanan konsumsi sebagai bentuk persiapan pendidikan dan Idul Adha,” tutur Riza.

Dengan begitu, Riza pun memberi saran agar pemerintah terus mencermati dan mewaspadai berbagai aspek. Misalnya, mengantisipasi kembali meningkatnya harga beras dan pangan kedepannya dan mengambil langkah cepat mengatasi perubahan iklim agar tidak terjadi kekeringan seperti sebelumnya.

Baca Juga: Belanja Negara Kurang Optimal Jadi Stimulus Ekonomi di Kuartal I

3. BI optimistis laju pertumbuhan ekonomi kuartal II tetap di atas 5 persen

Pemerintah Diwanti-wanti Antisipasi Penurunan Konsumsi di Q2ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2024 masih akan tumbuh di atas 5 persen (yoy) yang ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan keberlanjutan pembangunan infrastruktur.

Perry menjelaskan bahwa kontribusi pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2024 masih berasal dari konsumsi rumah tangga yang berkaitan dengan pengeluaran masyarakat saat Ramadan dan Idul FItri. 

“Kami meyakini di kuartal II akan lebih tinggi dari 5 persen, dan itu dukung juga dari konsumsi rumah tangga khususnya berkaitan dengan pengeluaran masyarakat ini selama Ramadan dan Idul Fitri. Itu akan mendukung pertumbuhan ekonomi di kuartal II lebih tinggi dari 5 persen,” ungkap Perry. 

Sementara itu, keberlanjutan pembangunan infrastruktur, baik pemerintah maupun swasta juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2024, termasuk dalam hal ini Proyek Strategis Nasional (PSN).

“Dan juga keberlanjutan dari pembangunan infrastruktur baik pemerintah dan swasta. Pemerintah berkaitan dengan proyek proyek strategis nasional,” paparnya.

Baca Juga: Jokowi Minta Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Disyukuri

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya