Shinta Kamdani Curhat, Sulit Kembangkan Energi Panas Bumi di Indonesia

Di panggung IMGS 2023, Shinta ungkap kendala yang dialami

Jakarta, IDN Times - Chief Executive Officer (CEO) Sintesa Group, Shinta Widjaja Kamdani mengakui, pengembangan energi panas bumi masih sulit diimplementasikan di Tanah Air, karena terganjal dengan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan.

"Kita (Sintesa Group) mulai masuk ke Geothermal tapi ternyata sulit sekali dijalankan, padahal Indonesia memiliki sumber energi panas bumi paling besar kedua di dunia. Berapa yang sudah jalan? Karena (terkendala) biayanya sangat tinggi," jelas
Shinta dalam acara Indonesia Millennial and Gen-Z Summit 2023 by IDN Media, yang berlangsung di Pulau Satu dan Dome Senayan Park Jakarta, Sabtu (25/11/2023). 

Di sesi diskusi bertajuk Uneiviling the Wonders of The Energy Transition, Shinta menjelaskan, pemerintah terus mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) agar bisa mencapai bebas karbon pada 2060 mendatang. Beberapa EBT yang dimanfaatkan misalnya tenaga surya, angin, dan panas bumi.

IDN Media menggelar Indonesia Millennial and Gen-Z Summit (IMGS) 2023, sebuah konferensi independen yang khusus diselenggarakan untuk dan melibatkan generasi Milenial dan Gen Z di Tanah Air. Dengan tema Purposeful Progress, IMGS 2023 bertujuan membentuk dan membangun masa depan Indonesia dengan menyatukan para pemimpin dan tokoh nasional dari seluruh nusantara. 

IMGS 2023 diadakan pada 24 - 26 November 2023 di Pulau Satu dan Dome Senayan Park, Jakarta. Dalam IMGS 2023, IDN Media juga meluncurkan Indonesia Millennial and Gen-Z Report 2024. 

Survei ini dikerjakan oleh IDN Research Institute bekerja sama dengan Advisia sebagai Research Partner. Melalui survei ini, IDN Media menggali aspirasi dan DNA Milenial dan Gen Z Indonesia.

Baca Juga: 3 Tantangan Perusahaan Indonesia Wujudkan Energi Terbarukan

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya