Teten: UMKM Diharapkan Ikut Gairahkan Sektor Akuakultur dan Agrikultur

UMKM harus dilibatkan dalam rantai pasok industri

Jakarta, IDN Times -  Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) harus dilibatkan dalam proses hilirisasi, terutama dalam pengembangan produk di bidang akuakultur dan agrikultur. 

Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan UMKM ditargetkan mampu berperan dalam menggerakkan roda ekonomi di Indonesia di sektor akuakultur dan agrikultur. 

"Hillirisasi, atau integrasi vertikal dan horizontal, dalam sektor akuakultur dan agrikultur menjadi penting dalam upaya memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh UMKM," ujar Teten dalam diskusi bersama FORWAKOP (Forum Wartawan Koperasi dan UKM) dengan tema ‘Peran UMKM dalam Hilirisasi sektor Akuakultur dan agrikultur,’ di  Auditorium Kemenkop UKM, Jakarta, Jumat (8/3/2024).

1. Industrialisasi sangat relevan untuk sektor pertanian, peternakan dan perikanan

Teten: UMKM Diharapkan Ikut Gairahkan Sektor Akuakultur dan AgrikulturTanaman padi siap panen di lahan pertanian milik Masriadi (IDN Times/Dhana Kencana)

Teten menekankan, pentingnya proses hilirisasi tidak hanya ditujukan untuk skala usaha besar. Ini merupakan strategi krusial yang juga sangat relevan bagi sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan kelautan yang banyak digerakkan oleh Koperasi dan UMKM. 

“Hilirisasi tidak hanya tentang peningkatan nilai tambah. Tetapi ini tentang mengubah paradigma ekspor bahan mentah menjadi produk bernilai tinggi, yang pada gilirannya akan mendorong transformasi pembangunan ekonomi kita ke arah yang lebih berkelanjutan dan inklusif,” kata Teten.

Baca Juga: Kontribusi UMKM ke PDB 61 Persen, Jokowi: Kita Beri Perhatian Khusus

2. Tawarkan produk UMKM masuk jalur rantai pasok industri

Teten: UMKM Diharapkan Ikut Gairahkan Sektor Akuakultur dan AgrikulturKunjungan pengunjung dari dalam dan luar negeri di booth UMKM binaan Pertamina. (Dok/Humas Pertamina)

Menkop UKM menegaskan hilirisasi dalam konteks industrialisasi bukan hanya meningkatkan value added produk UMKM, tetapi juga membawa produk UMKM masuk dalam ekosistem bisnis industri atau masuk dalam rantai pasok.

“Mengapa sampai hari ini UMKM masih sulit mengakses teknologi modern, pembiayaan maupun akses pasar? Karena UMKM kita disconnect (tidak terhubung) dengan industri. Karena didominasi mikro, kebanyakan UMKM kita bersifat mandiri. Beli bahan baku sendiri, packaging sendiri,” ucap Teten.

Menurutnya di negara Korea Selatan, Jepang dan negara lainnya UMKM telah menjadi rantai pasok industri sehingga tidak berjalan sendiri.

Baca Juga: 6 Tips UMKM Pemula Maksimalkan Jualan Online Jelang Ramadan 2024

3. Kemenkop UKM bangun rumah produksi bersama

Teten: UMKM Diharapkan Ikut Gairahkan Sektor Akuakultur dan AgrikulturProduk ekraf UMKM NTB. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Dalam menghadapi tantangan global dan nasional yang kompleks, termasuk kerawanan pangan yang signifikan dan dampak perubahan iklim terhadap kemiskinan ekstrem, memerlukan tindakan strategis dan kolaboratif.

Untuk mendorong hilirisasi, Kementerian Koperasi dan UKM telah dan sedang membangun 11 Rumah Produksi Bersama (RPB). Termasuk empat yang berfokus pada komoditas pertanian seperti coklat di Jembrana Bali, pasta cabai di Batu Bara, Fitofarmaka Jahe di Kaltim, dan susu di Sleman DIY, serta 7 RPB khusus untuk minyak makan merah. Pembangunan ini, yang didukung oleh Dana BPDKS, LPDB, dan mandiri. 

“Ke depannya, rencana akan dikembangkan RPB yang akan berfokus pada rumput laut dan hidrolisat ikan, bertujuan untuk mengkonversi ikan menjadi susu, menunjukkan komitmen berkelanjutan terhadap inovasi dan diversifikasi produk,” ujarnya.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya