Usai MayDay, Rupiah Menguat ke Level Rp16.211 per Dolar AS

Rupiah menguat 48 poin

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah masih menunjukkan penguatan pada pembukaan perdagangan, Kamis (2/5/2024). Rupiah bertengger di level Rp16.211 per dolar AS

Menurut laporan Bloomberg, rupiah menguat sebanyak 48 poin atau 0,30 persen  dibandingkan pada penutupan perdagangan sebelumnya, yaitu Selasa (30/4/2024), di mana kurs rupiah berada di Rp16.259 per dolar AS.

1. Mata uang di kawasan Asia kompak menguat

Di kawasan Asia, sejumlah mata uang menunjukkan penguatan terhadap dolar AS. Rinciannya, bath Thailand menguat 0,20 persen, rupee India menguat 0,05 persen. 

Kemudian peso Filipina menguat 0,35 persen, won Korea menguat 0,71 persen, dolar Taiwan menguat 0,05 persen, dolar Singapura kuat di level 0,07 persen. 

Baca Juga: Harga Emas Hasri Ini Naik Rp17 Ribu, Ini Rinciannya!

2. Rupiah berpotensi menguat seharian

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, rupiah sepanjang hari ini masih berpotensi menguat ke arah Rp16.200 per dolar AS dengan potensi resisten ke level Rp16.280 hingga Rp16.300 per dolar AS. 

Menurut Ariston, pelaku pasar masih mencerna pernyataan Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell, dini hari tadi.

"Ada dua poin yang bisa kita ambil dari pernyataan Powell yaitu the Fed tidak mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan AS tahun ini dan the Fed menunda pemangkasan karena belum yakin inflasi AS akan turun ke 2 persen saat ini," ucapnya. 

3. Statement The Fed tidak akan naikkan suku bunga acuan beri sentimen positif

Di sisi lain, pernyataan The Fed soal tidak ada kenaikan suku bunga acuan juga memberikan kelegaan ke pasar dan bisa memberikan sentimen positif ke aset berisiko. Namun, ada indikasi penundaan, memberikan kekhawatiran di pasar bahwa the Fed bisa tidak melakukannya tahun ini.

"Data-data ekonomi AS yang dirilis semalam juga memberikan hasil yang beragam, ada yang lebuh bagus dari proyeksi seperti data ADP Non Farm Payrolls dan ada yang di bawah prediksi seperti data PMI manufaktur versi ISM," tegas Ariston. 

Ia memproyeksi hasil keputusan The Fed semalam bisa menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS. 

"Tapi penguatan mungkin tidak banyak. Dari dalam negeri, data inflasi bulan April mungkin bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3 persen," jelasnya. 

Baca Juga: Bakal Buyback Saham, BRI Kasih Sinyal Kondisi Perusahaan Baik

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya