Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Klaim AS Raup Rp33,9 Triliun per Hari dari Tarif Impor

Ilustrasi Donald Trump (commons.m.wikimedia.org/Gage Skidmore)
Ilustrasi Donald Trump (commons.m.wikimedia.org/Gage Skidmore)
Intinya sih...
  • Presiden AS klaim meraup 2 miliar dolar AS per hari dari tarif impor
  • Kebijakan tarif Trump memicu ketegangan perdagangan global

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump kembali membuat gebrakan dengan pernyataan negaranya meraup pendapatan sebesar 2 miliar dolar AS (Rp33,9 triliun) setiap hari dari kebijakan tarif impor. Pernyataan ini disampaikan dalam pidato di Gedung Putih pada Selasa (8/4/2025) malam waktu setempat, saat ia menandatangani serangkaian perintah eksekutif untuk mendukung industri batu bara.

Klaim ini langsung memicu perhatian dunia, terutama di tengah ketegangan perdagangan global yang meningkat akibat kebijakan tarif  yang dicanangkannya pada (2/4). Trump menyebut kebijakan ini sebagai langkah strategis untuk mengembalikan kejayaan ekonomi AS, namun belum ada data resmi dari Departemen Keuangan AS yang mengonfirmasi angka tersebut.

1. Kebijakan tarif Trump dan dampaknya

Presiden AS, Donald Trump, saat mengumumkan rincian tarif resiprokal. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)
Presiden AS, Donald Trump, saat mengumumkan rincian tarif resiprokal. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)

Kebijakan tarif yang digaungkan Trump mencakup tarif dasar 10 persen untuk semua impor dan tarif timbal balik hingga 104 persen untuk barang dari China, yang mulai berlaku pada Rabu (9/4).

"Kita sedang meraup miliaran dolar setiap minggu dari negara-negara yang selama ini menyalahgunakan kita," kata Trump dalam unggahan di media sosial X pada Senin (7/4).

Namun, para ekonom mempertanyakan kebenaran angka 2 miliar dolar AS per hari. Berdasarkan laporan terbaru, Departemen Keuangan AS mencatat rata-rata penerimaan harian dari bea cukai hanya sekitar 200 juta dolar AS (Rp3,39 triliun).

"Angka yang disebutkan Trump terlalu fantastis dan perlu diverifikasi," kata ekonom senior dari JP Morgan, Michael Feroli, dikutip dari Times of India.

2. Reaksi dunia dan pasar global

Ilustrasi pergerakan nilai harga saham (pixabay.com/sergeitokmakov)
Ilustrasi pergerakan nilai harga saham (pixabay.com/sergeitokmakov)

Pernyataan Trump tidak hanya mengundang skeptisisme di dalam negeri, tetapi juga memicu reaksi keras dari mitra dagang AS. China membalas dengan tarif 34 persen terhadap barang AS, sementara Kanada memberlakukan tarif 25 persen untuk mobil AS yang tidak sesuai perjanjian United States-Mexico-Canada Agreement (USMCA) mulai Rabu (9/4/2025).

Ketegangan ini membuat pasar saham global terguncang, dengan indeks Hang Seng Hong Kong anjlok 13,2 persen pada Senin (7/4).

"Kami terpaksa menyiapkan langkah balasan karena tarif ini mengancam ekspor kami senilai 532 miliar euro (Rp9,9 kuadriliun)," kata seorang pejabat Uni Eropa yang enggan disebut namanya.

Sementara itu, di AS, harga barang impor seperti elektronik dan pakaian diperkirakan akan melonjak, membebani konsumen.

3. Kontroversi angka dan tantangan ke depan

ilustrasi dolar (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi dolar (pexels.com/Pixabay)

Meski Trump optimistis tarif akan membawa zaman keemasan bagi AS, banyak pihak meragukan dampak positifnya. Data awal menunjukkan tarif memang meningkatkan penerimaan bea cukai, tetapi jauh dari angka yang diklaim.

"Jika benar 2 miliar dolar AS per hari, itu berarti 730 miliar dolar AS (Rp12,3 kuadriliun) setahun, jauh melebihi defisit perdagangan kita dengan China yang hanya 295 miliar dolar AS (Rp5 kuadriliun) pada 2024," ungkap analis perdagangan, Sarah Miller.

"Ini seperti obat, kadang anda harus menelannya untuk sembuh. Negara-negara lain akan segera bernegosiasi dengan kita," kata Trump tetap bersikukuh dalam wawancaranya dengan Fox News.

Namun, tanpa bukti konkret, pernyataan ini terus menjadi bahan perdebatan sengit di kalangan pengamat ekonomi dan politik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us