Tutup Kuartal I-2023, Bukalapak Derita Rugi Bersih Rp1,08 Triliun

Jakarta, IDN Times - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) atau Bukalapak mengumumkan kinerja keuangannya selama kuartal-I 2023. Dalam laporannya, Bukalapak mencatatkan rugi bersih senilai Rp1,008 triliun pada tiga bulan pertama 2023.
Capaian tersebut menurun jika dibandingkan laba bersih Rp14,5 triliun yang berhasil dibukukan Bukalapak pada kuartal-I 2022.
Presiden Direktur Bukalapak, Teddy Oetomo pun mengungkapkan penyebab rugi bersih yang diderita perseroan tersebut.
"Bukalapak membukukan rugi operasional sebesar Rp1,177 miliar pada kuartal I-2023atau mengalami penurunan secara year on year terutama karena di periode kuartal I 2022, perseroan mendapatkan laba yang substansial dari laba nilai investasi di PT Allo Bank Tbk," ucap Teddy di Jakarta, Kamis (4/5/2023).
1. Bukalapak mendapatkan pertumbuhan pendapatan

Kendati demikian, pendapatan Bukalapak pada kuartal-I 2023 tumbuh sebesar 28 persen yoy menjadi Rp1,006 triliun.
Kemudian, pendapatan Mitra Bukalapak pada tiga bulan pertama 2023 juga mengalami peningkatab sebesar 9 persen yoy menjadi Rp515 miliar.
Adapun marketplace menunjukkan pertumbuhan kuat dengan peningkatan pendapatan sebesar 77 persen yoy menjadi Rp517 miliar, didorong oleh specialty verticals dengan take rate yang lebih tinggi.
"Perseroan terus fokus pada strategi untuk mencapai pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan, diiringi dengan pengelolaan beban yang baik," kata Teddy.
2. Penyebab pertumbuhan pendapatan BUKA selama kuartal-I 2023

Pertumbuhan pendapatan BUKA tidak terlepas dari Total Processing Value (TPV) selama kuartal-I 2023 yang tumbuh sebesar 19 persen menjadi R 40,5 triliun.
Pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan yoy dari Marketplace dan TPV specialty verticals. Sebanyak 72 persen TPV Bukalapal berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia yang menunjukkan penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung serta toko ritel tradisional terus tumbuh kuat.
Sementara itu, TPV Mitra Bukalapak pada kuartal-I 2023 naik sebanyak 9 persen yot menjadi Rp18,7 triliun. Pertumbuhan mitra tersebut utamanya didukung oleh ekspansi varian produk yang tumbuh 10 persen yoy untuk TPV produk-produk fisik dan 8 persen untuk TPV produk-produk virtual dan layanan finansial dari kuartal sama tahun lalu.
Adapun pada akhir Maret 2023, jumlah mitra yang telah terdaftar mencapai 16,8 juta, meningkat dari 16,1 juta pada akhir Desember 2022.
3. Bukalapak terus berupaya tingkatkan pertumbuhan

Sepanjang kuartal I tahun ini, rasio beban umum dan administrasi (tidak termasuk kompensasi berbasis saham) terhadap TPV membaik menjadi -0.8 persen dibandingkan dengan -1,0 persen pada periode sama tahun lalu.
Margin kontribusi Bukalapak yang dihitung sebagai laba kotor dikurangi beban penjualan dan pemasaran terhadap TPV menunjukkan peningkatan dari -0,2 persen kuartal-I 2022 menjadi 0,3 persen pada kuartal pertama tahun ini.
Kemudian, margin kontribusi Marketplace Bukalapak terhadap TPV Marketplace meningkat dari 0,2 persen pada kuartal-I 2022 menjadi 0,7 persen pada kuartal-I 2023, sedangkan margin kontribusi Mitra terhadap TPV Mitra membaik dari -0,4 persen pada kuartal pertama tahun lalu menjadi -0,1 persen pada kuartal-I 2023.
Bukalapak pun berhasil membukukan adjusted Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (adjusted EBITDA) senilai minus Rp209 miliar pada kuartal I-2023. Rasio adjusted EBITDA terhadap TPV menunjukkan kenaikan dari -1,1 persen pada kuartal-I 2022 menjadi -0,5 persen pada kuartal I-2023.