Catat Guys, 5 Hal yang Perlu Kamu Ketahui soal G20

Presidensi G20 berikutnya adalah India

Jakarta IDN Times - Indonesia mendapat giliran presidensi G20 pada akhir 2021 hingga penghujung 2022. Presiden Joko “Jokowi” Widodo menerima tongkat estafet kepemimpinan itu di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2021 di Roma, Italia, 30-31 Oktober 2021. Ini kali pertama Indonesia menjabat presidensi sejak forum G20 dibentuk pada 1999.

Setelah menuntaskan masa presidensinya dengan tema "Recover Together Recover Stronger", Indonesia pun menggelar KTT G20 2022 di Nusa Dua Bali pada Selasa-Rabu (15-16/11/2022). Pada kesempatan ini, Indonesia akan menyerahkan estafet kepemimpinan kepada India. 

Bagi kamu yang masih awam dengan G20, berikut ada sejumlah fakta-fakta yang bisa kamu pelajari!

Baca Juga: Fakta-Fakta G20, Lahir karena Krisis Keuangan Global

1. Anggota G20 adalah gabungan negara maju dan berkembang

Catat Guys, 5 Hal yang Perlu Kamu Ketahui soal G20Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese saat pertemuan bilateral di sela rangkaian kegiatan Presidensi G20 Indonesia di Bali, Senin (14/11/2022). (ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Akbar Nugroho Gumay)

G20 adalah forum kerjasama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). G20 merupakan gabungan antara negara dengan kelas pendapatan menengah hingga tinggi, negara berkembang hingga maju. Tujuan G20  mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang dan inklusif.

Anggota G20 dari kalangan negara maju adalah Amerika Serikat, Australia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Perancis, dan Uni Eropa. Dari negara berkembang ada Afrika Selatan, Argentina, Arab Saudi, Brazil, India, Indonesia, Meksiko, Rusia, Tiongkok, dan Turki.

Negara di G20 merepresentasikan 60 persen populasi bumi, 75 persen perdagangan global, dan 80 persen pertumbuhan domestik bruto (PDB) dunia.

Baca Juga: 5 Fakta T20: Forumnya Think Tank Wujudkan Dunia yang Lebih Baik

2. Forum G20 lahir gara-gara krisis finansial global

Catat Guys, 5 Hal yang Perlu Kamu Ketahui soal G20Presiden Jokowi di KTT G20, Roma, Italia (Dok.Biro Pers Kepresidenan)

G20 dibentuk pada 1999, diinisiasi kelompok negara-negara maju, G7. Pada periode awal pembentukannya, G20 merupakan forum bagi Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral untuk mendiskusikan respons kebijakan dan memperkuat perekonomian dunia dalam menghadapi berbagai krisis yang berdampak global, seperti Krisis Peso Meksiko tahun 1994, Krisis Finansial Asia 1997/1998, dan Krisis Finansial Rusia 1998.

Pada tahun 2008, di tengah krisis keuangan global, AS menginisiasi pertemuan kepala negara dan pemerintahan di lingkungan G20 untuk hadir dalam KTT yang kian memperkuat relevansi G20 sebagai forum ekonomi utama dunia. Sejak 2010, pertemuan level menteri G20 makin meluas, meliputi antara lain sektor perdagangan, pertanian ketenagakerjaan dan luar negeri.

Dalam perkembangannya, G20 saat ini memiliki dua kelompok kerja, yaitu Jalur Keuangan (Financial Track) dan Jalur Sherpa (Sherpa Track). Jalur Keuangan terdiri atas menteri keuangan dan bank sentral masing-masing negara, sementara Jalur Sherpa terdiri atas kementerian atau lembaga yang relevan.

Baca Juga: Fakta-fakta S20: Forum Para Ilmuwan untuk Dunia

3. Ini peran G20 menurut pengalaman negara anggotanya

Catat Guys, 5 Hal yang Perlu Kamu Ketahui soal G20Presiden Jokowi di KTT G20, Roma, Italia (Dok.Biro Pers Kepresidenan)

Penanganan krisis keuangan global 2008. Ini dianggap sebagai salah satu sukses G20. Forum ini dipandang berhasil mengubah wajah tata kelola keuangan global dengan menginisiasi paket stimulus fiskal dan moneter yang terkoordinasi dalam skala sangat besar. G20 juga mendorong peningkatan kapasitas pinjaman IMF, serta berbagai bank pembangunan utama. Selain itu, G20 dianggap membantu dunia kembali ke jalur pertumbuhan, serta mendorong beberapa reformasi penting di bidang finansial.

Kebijakan pajak. G20 telah memacu Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) untuk mendorong pertukaran informasi terkait pajak. Pada tahun 2012, G20 menghasilkan cikal bakal Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) keluaran OECD yang kemudian difinalisasikan pada 2015. Melalui BEPS, saat ini ada 139 negara dan juridiksi bekerjasama untuk menghindari penghindaran pajak.

Kontribusi dalam penanganan pandemik COVID-19. Insiatif G20 dalam penanganan pandemik mencakup penangguhan pembayaran utang luar negeri negara berpenghasilan rendah, injeksi penanganan COVID-19 sebanyak lebih dari US$5 triliun (Deklarasi Riyadh), penurunan/penghapusan bea dan pajak impor, pengurangan bea dan vaksin, hand sanitizer, disinfektan, alat medis dan obat-obatan.

Isu lainnya. G20 berperan dalam isu internasional lainnya termasuk perdagangan, iklim dan pembangunan. Pada 2016, diterapkan prinsip-prinsip kolektif terkait investasi internasional. G20 juga mendukung gerakan politisi yang kemudian berujung pada Kesepakatan Paris soal Perubahan Iklim 2015, dan Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.

Baca Juga: Fakta-fakta U20: Forum Para Pemimpin Kota Anggota G20

4. Delegasi dan jenis pertemuan di G20

Catat Guys, 5 Hal yang Perlu Kamu Ketahui soal G20Presiden Jokowi di KTT G20, Roma, Italia (Dok.Biro Pers Kepresidenan)

Telah disebutkan bahwa G20 anggotanya 20 negara termasuk Uni Eropa yang memiliki keanggotaan penuh. Undangan permanen adalah Spanyol. Negara yang diundang pada pertemuan G20 tahun 2021 adalah Singapura, Swis, Belanda, Ghana dan Kenya. Lembaga internasional yang diundang adalah FAO, FSB, ILO, IMF, OECD, UN, World Bank, WHO, WTO. Sejumlah ketua organisasi regional juga diundang, yaitu Ketua ASEAN, African Union, The New Partnership for Africa’s Development.

Jenis pertemuan di G20 ada tiga: KTT atau pertemuan puncak yang dihadiri kepala pemerintahan, pertemuan tingkat menteri dan deputi serta pertemuan kelompok kerja yang isinya para ahli yang menangani isu spesifik terkait agenda G20.

5. Presidensi dan Troika G20

Catat Guys, 5 Hal yang Perlu Kamu Ketahui soal G20Ilustrasi G20 (g20-indonesia.id)

Untuk presidensi, sebetulnya G20 tidak memiliki Ketua tetap. Fungsi presidensi dipegang salah satu negara anggota, yang berganti setiap tahun. Karena G20 tidak memiliki sekretariat tetap, karena itu fungsi untuk menjaga kesinambungan dipegang “Troika”, yaitu negara yang sedang mejabat presidensi, negara yang menjabat satu tahun sebelumnya, serta negara yang akan menjabat di tahun berikutnya.

Deretan presidensi G20 dalam 10 tahun terakhir : Rusia, Australia, Turki, Tiongkok, Jerman, Argentina, Jepang, Arab Saudi, Italia, dan Indonesia.

KTT G20 terakhir digelar di Roma, Italia, dan menghasilkan berbagai komitmen tentang isu global, termasuk perubahan iklim dan strategi pemulihan ekonomi.
Dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan deklarasi para pemimpin G20 yang terdiri dari 61 paragraf, mencakup 26 isu.

Dalam bidang kesehatan, Indonesia termasuk negara yang mengusulkan pembentukan gugus tugas bersama untuk kesehatan dan keuangan untuk memperlancar pendanaan penanganan kesehatan di masa pandemik COVID-19.

“Untuk menyusun peta jalan pendanaan bantuan penanganan kesehatan, khususnya negara-negara miskin,” kata Menlu Retno, di ujung KTT yang berlangsung 30-31 Oktober 2021.

Baca Juga: Jokowi Tinjau Media Center KTT G20, Sapa Jurnalis dari Berbagai Negara

Topik:

  • Umi Kalsum
  • Jumawan Syahrudin
  • Anata Siregar
  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya