Upaya Konservasi PT Vale untuk Flora dan Fauna di Indonesia

- PT Vale Indonesia melakukan pelestarian lingkungan sebagai tanggung jawab sosial dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan
- Perusahaan ini melakukan konservasi flora dan fauna yang dilindungi, bekerja sama dengan IBCSD, dan melakukan rehabilitasi lahan pasca tambang
- Mereka juga membangun Taman Keanekaragaman Hayati Sawerigading Wallacea dan Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa untuk mendukung penghijauan pemerintah
Sebagai perusahaan tambang di Indonesia, PT Vale Indonesia melakukan pelestarian lingkungan, sebagai bentuk tanggung jawab terhadap sosial dan Bumi. PT Vale Indonesia juga mewujudkan pembangunan berkelanjutan dengan melakukan upaya konservasi, yang ditujukan untuk flora dan fauna di Indonesia. Pasalnya, salah satu pilar utama pendekatan berkelanjutan perusahaan tambang yang beroperasi di Sorowako, Sulawesi Selatan, ini adalah perlindungan dan pelestarian lingkungan.
Demi menjaga keanekaragaman hayati, inisiatif dan komitmen PT Vale Indonesia ini tercantum dalam dokumen Kebijakan Lingkungan, Kesehatan, Keselamatan dan Keberlanjutan PT Vale Indonesia dan Kebijakan Keberlanjutan.
Lantas, apa saja upaya yang dilakukan PT Vale Indonesia sampai hari ini? Dan apakah hanya berfokus pada flora dan fauna saja? Simak penjelasan singkatnya di bawah ini!
1. Konservasi flora dan fauna di Indonesia

Berlandaskan kesadaran PT Vale Indonesia akan pentingnya keanekaragam hayati, perusahaan tambang Indonesia ini menganggapnya sebagai bagian penting dari bisnis yang mereka jalani. Oleh sebab itu, PT Vale Indonesia melakukan komitmen untuk melakukan konservasi flora dan fauna yang dilindungi, hingga yang sudah terancam punah.
Sejak 2020, di wilayah operasi pertambangan Sorowako, ada 43 spesies yang mereka lindungi. Hal ini dilakukan berdasarkan Daftar Merah IUCN dan berdasarkan hasil studi bersama dengan Universitas Hasanuddin (UNHAS), Makassar.
PT Vale Indonesia juga berkolaborasi dengan Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD), dalam penyusunan Panduan Konservasi Ekosistem dan Lingkungan di Indonesia bagi dunia usaha di sektor tambang. Buku ini telah dirilis pada 2018 sebagai dokumen pertama di bisnis tambang Indonesia, agar lebih peduli terhadap kelestarian dan keragaman hayati.
2. Melakukan rehabilitasi lahan pasca tambang

Selain melakukan konservasi untuk flora dan fauna di Indonesia, ternyata PT Vale Indonesia juga melakukan rehabilitasi lahan pasca tambangan. Langkah yang dilakukan adalah melakukan penanaman vegetasi asli, serta mereboisasi dan mengembalikan kondisi lingkungan di sekitar daerah pertambangan ke kondisi semula.
Pada 2023, PT Vale Indonesia telah membuka lahan kurang lebih 5.226 hekatre. Dan demi mewujudkan tagline Menambang Kebaikan, mereka melakukan reklamasi lahan tambang 3.580 hekatre, dari luas lahan yang dibuka. Reklamasi lahan yang dilakukan PT Vale Indonesia yaitu dengan menanami berbagai jenis pohon hingga sebanyak 4 juta. Tidak hanya itu, Vale juga memiliki area pembibitan, yang telah didirikan sejak 2006 dan telah menghasilkan lebih dari 750 ribu bibit per tahun.
Di area tersebut, mereka memproduksi bibit tanaman untuk area yang direklamasi dan direhabilitasi, bahkan juga untuk dijadikan tanaman hias di area perusahaan. Fasilitas yang ada juga lengkap, mulai dari tempat penanganan media tumbuh, green house, germination house, cutting house, area pengaturan cahaya, area terbuka, gudang prasarana. Bahkan, ada fasilitas pendukung Nursery Information System Vale Indonesia (NISVI).
3. Membangun taman keanekaragaman hayati (Kehati)

Upaya ketiga yang dilakukan PT Vale Indonesia sebagai kepedulian terhadap keragaman hayati adalah membangun Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Sawerigading Wallacea. Taman ini merupakan sarana konservasi flora dan fauna, tempat edukasi keragaman hayati, sekaligus tempat rekreasi dan olahraga. Taman keanekaragaman hayati ini sudah diresmikan pada era Presiden Joko "Jokowi" Widodo.
Selain menjadi investasi PT Vale Indonesia untuk menjaga keanekaragaman hayati, taman satu ini juga merupakan pengembangan dari Modern Nursery PT Vale. Dilansir vale.com, taman kehati mengambil nama Sawerigading, yang merupakan cucu dari Batara Guru, penguasa Bumi menurut epos La Galigo. Kalau Wallacea merupakan garis yang mengindikasikan keragaman hayati di Indonesia.
4. Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa

Terakhir, untuk mewujudkan tagline #MenambangKebaikan, PT Vale Indonesia juga membangun nursery, Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa, di area Kebun Raya Kolaka, Desa Lalonggolosua, Sulawesi Tenggara. Tujuan PT Vale Indonesia membangunnya untuk menanam, merawat, dan mengembangkan tanaman yang nantinya digunakan mereklamasi lahan bekas tambang dan mendukung program penghijauan pemerintah.
Lokasi ini dibangun dengan luas area 5 hektare dengan kemampuan produksi bibit tanaman yang bisa mencapai 1 juta per tahun. Bibit-bibit yang dikembangkan di sana antara lain, jenis pohon-pohon lokal seperti Kolaka, Kalapi, Kuku, dan Anggrek sorume. Hal ini membuktikan bahwa PT Vale Indonesia, melakukan banyak upaya dalam hal konservasi flora, demi mewujudkan tagline #StartsWithMe.
Sengan adanya upaya-upaya di atas, PT Vale Indonesia berharap memberikan dampak positif langsung, tidak hanya sebagai penyedia lapangan kerja, tetapi juga menjaga Bumi tetap lestari. Hingga nantinya, upaya tersebut bisa dirasakan oleh generasi-generasi selanjutnya di Indonesia.