19 Juta UMKM Lokal Sudah Go Digital, Tapi Banyak Jual Produk Asing
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kementerian Koperasi dan UKM mencatat sebanyak 19,5 juta pelaku UMKM di Indonesia sudah terhubung ke platform digital. Sayangnya, setengah dari angka tersebut masih menjual produk luar negeri atau asing.
"Masih di atas 50 persen yang diperjualbelikan adalah produk luar," kata Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki saat ditemui awak media di iNews Tower, Jakarta, Rabu (28/9/2022).
1. Pemerintah tak mau pasar dalam negeri dibanjiri produk asing
Melihat fakta itu, pemerintah ingin menggenjot produksi dan konsumsi produk lokal buatan UMKM. Teten berharap agar produk asing tak membanjiri pasar dalam negeri.
"Di dalam negeri pun market kita sangat besar. Jangan sampai market dalam negeri diambil oleh produk-produk dari luar," tutur Teten.
Baca Juga: Tingkatkan Daya Saing UMKM jadi Fokus GudangAda di Hari UMKM Nasional
2. UMKM perlu dihubungkan dengan industri kreatif
Editor’s picks
Teten mengatakan, produk yang paling banyak diproduksi UMKM adalah kerajinan tangan dan sejenisnya. Oleh karena itu, para pelaku UMKM perlu dihubungkan dengan industri kreatif untuk meningkatkan strategi penjualannya.
"Nah, ini tantangan-tantangan, yang menurut saya, perlu kita cari solusinya yaitu dengan melibatkan kelompok kreatif di berbagai daerah," ujar Teten.
3. Pemerintah kejar satu juta pengusaha baru sampai 2024
Seiringan dengan itu, pemerintah juga punya program satu juta wirausaha kuliner baru sampai 2024. Menurut Teten, angka kewirausahaan Tanah Air perlu ditingkatkan demi meraih cita-cita Indonesia menjadi negara maju di 2045.
"Persentase kewirausahaan kita naik dari 3,14 menjadi 3,95 persen. Itu sangat penting karena kita di tahun emas 2045, punya potensi untuk menjadi negara maju. Dan salah satu syaratnya minimum empat persen dari populasi itu merupakan entrepreneur," ucap Teten.
Baca Juga: Kemen PPPA: 86 Persen Wirausaha Perempuan Terdampak Negatif COVID-19