Ada Dana Rp9.300 T Buat Negara Miskin-Berkembang, RI Dapat Sebagian
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Negara maju yang tergabung dalam Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII) menggelontorkan dana sebesar 600 miliar dolar AS atau sekitar Rp9.373 triliun (kurs Rp15.623 per dolar AS) untuk pembangunan infrastruktur di negara berkembang dan negara miskin.
Dana itu diberikan dalam bentuk hibah dan pinjaman yang dapat digunakan sampai lima tahun ke depan. Indonesia adalah salah satu negara yang mendapat sebagian hibah atau pinjaman tersebut.
“Pembangunan infrastruktur perlu memberdayakan masyarakat dan ekonomi setempat agar memiliki rasa kepemilikan yang tinggi,” ujar Presiden Joko "Jokowi" Widodo, Selasa (15/11/2022).
Baca Juga: Presiden Dewan Eropa Puji Kepemimpinan Jokowi di G20
1. Brasil dan India juga dapat sebagian dana tersebut
Di Indonesia, suntikan dana dari PGII dialokasikan untuk kerja sama Just Energy Transition Partnership (JETP) sebesar 20 miliar dolar AS atau setara Rp311 triliun. Indonesia juga mendapat suntikan dana sebesar 698 juta dolar AS atau sekitar Rp10,91 triliun melalui Millenium Challenge Corporation (MCC),
Kemudian, ada juga kerja sama Trilateral Support for Digital Infrastructure melalui kemitraan Australia dan Jepang untuk proyek digital, mengamankan rantai pasokan mineral kritis di Brasil, pengembangan energi surya di Honduras, serta investasi bagi infrastruktur kesehatan bagi India.
Baca Juga: KTT G20, Jokowi Ingatkan Krisis Pupuk dan Pangan Bisa Bikin 2023 Suram
2. Pembangunan infrastruktur di negara miskin dan berkembang dilakukan dengan berbagai kerja sama
Kemampuan negara berkembang dan negara miskin untuk membangun infrastruktur di tengah terjadinya krisis multidimensional global menjadi tantangan bagi kebijakan fiskal.
Editor’s picks
Dalam pertemuan kepala negara di Bali, Indonesia intens membawa sejumlah isu untuk mendukung pemulihan ekonomi bagi negara berkembang dan negara miskin.
Restrukturisasi utang dan pembangunan infrastruktur bagi negara berkembang dan negara miskin menjadi fokus Indonesia dalam Preisidensi G20 2022.
Presiden Komisi Eropa, Ursula Gertrud von der Leyen, mengatakan pembangunan infrastruktur yang dibiayai PGII ini diharapkan berjalan dengan lancar.
“PGII tidak hanya menanamkan modalnya untuk pembangunan infrastruktur, namun kami juga berinvestasi bagi kapasitas lokal mitra kami,” kata Ursula.
Baca Juga: Indonesia Diharapkan Mampu Merayu Investor Asing Lewat KTT G20
3. PGII diluncurkan oleh negara G7
Adapun PGII merupakan program yang diluncurkan negara G7 yakni Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada dan Prancis.
PGII dibentuk pada Juni 2021 saat KTT G7 ke-47 di Inggris.
Baca Juga: Menlu Rusia Sergey Lavrov Tinggalkan Bali Jelang Deklarasi G20