Duh, Sentra Produksi Beras di Sulsel Kekurangan Stok!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Maros, IDN Times - Indonesia tengah mengalami defisit stok beras sebanyak 2,8 juta ton. Defisit atau kekurangan stok itu bahkan dialami di salah satu sentra produksi beras Indonesia, yakni Sulawesi Selatan (Sulsel).
“Seperti yang dikatakan Pak Kepala Bapanas, kita defisit 2,8 juta ton, termasuk Sulawesi Selatan. Sulawesi Selatan ini sentra produksi beras Indonesia, memasok ke daerah-daerah lain,” kata Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi di Gudang Bulog Kabupaten Maros, Sulsel, Kamis (22/2/2024).
1. Stok beras di Maros berasal dari impor
Dikarenakan ada defisit stok beras, Bulog menyiapkan beras impor di gudang beras di wilayah tersebut.
Bayu mengatakan, bantuan pangan beras yang dibagikan Presiden Joko “Jokowi” Widodo hari ini untuk 1.000 keluarga penerima manfaat (KPM) berasal dari beras impor.
“Tapi, sekarang yang ada di Bulog di Sulawesi Selatan, yang dibagikan ini semua adalah beras impor. Itu menunjukkan produksi Sulawesi Selatan sedang jelek, panennya terlambat,” ujar Bayu.
Baca Juga: Beras SPHP Sulit Dicari di Minimarket, Bos Bulog Ungkap Penyebabnya
Editor’s picks
2. Harga gabah melambung
Bayu mengakui, harga beras di pasaran saat ini sangat tinggi. Sebab, harga gabahnya saja sudah menyentuh level Rp8.400 per kilogram (kg).
“Harga gabah petani Sulawesi Selatan, itu sekarang berkisar antara Rp7.900-8.400/kg. Itu artinya harga berasnya di penggilingan padi itu kira-kira dua kali lipat, berkisar antara Rp16.900/kg, Rp17.500/kg, Rp18.000/kg, itu yang sampai di konsumennya,” ujar Bayu.
Baca Juga: Jokowi Beri Sinyal Bantuan Pangan Beras Kembali Diperpanjang
3. Bulog pastikan harga beras SPHP tak naik
Untuk mengatasi lonjakan harga, Bulog mendistribusikan beras SPHP. Bayu memastikan, harga beras SPHP yang dijual Bulog tak naik, tetap di Rp10.900/kg sampai ke konsumen.
“Dari Bulog harganya tidak berubah. Yang berubah harganya adalah yang datang dari produksi dalam negeri, yang datang dari penggilingan-penggilingan padi,” tutur Bayu.