Genjot Energi Bersih, Kapasitas Pembangkit Listrik EBT Tembus 386 MW

Realisasi investasi EBTKE diprediksi tak capai target 2021

Jakarta, IDN Times - Penerapan energi bersih terus digenjot. Per kuartal III-2021, Kementerian ESDM mencatat realisasi kapasitas pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) mencapai 386 Megawatt (MW).

Realisasi tersebut diperoleh dengan adanya tambahan pembangkit EBT di antaranya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso Peaker 2nd Expansion Unit 1 dan 2 sebesar 130 MW, 12 unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro atau Minihidro (PLTM) sebesar 71,26 MW, 55 MW dari 2 unit Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), PLT Bioenergi 19,5 MW, dan tambahan dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Surya )PLTS) Atap 17,88 MW.

Baca Juga: PLN Caplok EMI buat Genjot EBT, Erick Thohir: Jangan Hanya Wacana!

1. Pengguna pasokan listrik dari PLTS Atap meningkat

Genjot Energi Bersih, Kapasitas Pembangkit Listrik EBT Tembus 386 MWPLTS Atap dibangun di salah satu stasiun kereta api. IDN Times/Dhana Kencana

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan khususnya untuk PLTS Atap, jumlah pelanggan meningkat jadi 4.262 pelanggan, dengan total kapasitas 39, 28MWp.

"Pelanggan PLTS Atap semakin bertambah, tersebar dari Aceh hingga Papua, hal ini menandakan program ini disambut baik masyarakat," ujar Dadan dikutip dari keterangan resmi Kementerian ESDM, Senin (25/10/2021).

Baca Juga: Apa Strategi PLN untuk Beralih ke Energi Bersih? 

2. Pembangunan pembangkit listrik dari limbah cair sawit digenjot

Genjot Energi Bersih, Kapasitas Pembangkit Listrik EBT Tembus 386 MWIlustrasi listrik (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain itu, pemerintah juga menggejot pembangunan pembangkit listrik tenaga biomassa yang menggunakan limbah cair sawit. PLT biomassa tersebut akan dibangun di Jawa Timur berkapasitas 10 MW, yang ditargetkan akan COD (Commercial Operation Date) tahun ini.

Selain itu, akan ditambah juga 2 unit PLTP, yakni PLTP Rantau Dedap dan PLTP Sokoria dengan kapasitas total 91 MW. Saat ini, progres pembangunannya sudah mencapai 90 persen.

Tak lupa juga penambahan dari PLTS/PLTS Atap sebesar 27,54 MW dan PLTA dengan kapasitas 200 MW. Untuk skala kecil menengah, akan bertambah dari 13 PLTM dengan total kapasitas 395,57 MW.

Baca Juga: Jokowi: Kita Tinggalkan Energi Fosil dan Beralih ke Energi Terbarukan

3. Perkembangan distribusi biodiesel

Genjot Energi Bersih, Kapasitas Pembangkit Listrik EBT Tembus 386 MWIDN Times / Arief Rahmat

Ditjen EBTKE Kementerian ESDM juga mencatat dari target 9,2 juta kiloliter (kl) distribusi biodiesel di 2021, sampai bulan September lalu realisasinya mencapai 6,64 juta kl (72,17 persen).

Dadan memastikan Program B30 masih terus dijalankan untuk seluruh sektor. Meski begitu, dia mengatakan ada beberapa pengecualian misalkan peralatan di TNI, yang berada di dataran tinggi yang memang tidak sesuai secara spesifikasi. Untuk pengembangan program Biodiesel ke depannya, harus melalui uji teknis lebih lanjut.

Ditjen EBTKE merekomendasikan skema pencampuran, yang pertama menggunakan B30 eksisting dicampur dengan biodiesel yang spesifikasinya sudah ditingkatkan dan jauh lebih baik, atau skema lain B30 ini dicampur dengan green diesel (D100).

"Ke depan tidak hanya biodiesel yang kita dorong, juga program biofuel lain yang berbasis sawit misalkan Bensa (Bensin Sawit), Bio Avtur, juga Bio CNG," ucap Dadan.

4. Perkembangan program Bensit Sawit

Genjot Energi Bersih, Kapasitas Pembangkit Listrik EBT Tembus 386 MWIlustrasi Kelapa Sawit (IDN Times/Sunariyah)

Pemerintah juga menggenjot program Bensit Sawit. Saat ini, pemerintah sedang membuat demo plan kerjasama antara ITB dan BPDP Sawit dengan PT Pura Barutama selaku kontraktor di lapangan, yang nantinya akan dibuat berkapasitas 1.000 liter per hari.

Pemerintah sudah menetapkan lokasi pengembangan program Bensit Sawit, yakni di Musi Banyu Asin, Sumatra Selatan, dan Kabupaten Pelalawan, Riau. Nantinya, program tersebut akan masuk dalam program strategis nasional. Harapannya, program ini dapat menciptakan industri yang terintegrasi antara kebun sawit, pengelolaan sawit di hulu sampai hilir sehingga didapatkan subsitusi dari bensin.

Sementara itu, untuk Bio CNG, Dadan mengatakan hal ini berpotensi besar kedepannya, memanfaatkan biogas yang berasal dari limbah, mayoritas dari limbah industri sawit.

"Jadi kita akan kemas biogas ini menjadi seperti LPG jadi ditabungkan atau bisa juga ditransportasikan seperti Jargas, jadi teknologi nya sudah mulai dikuasai dan di lapangan sudah diterapkan, dan apabila kita kembangkan ke tempat lain akan bisa menjadi salah satu subsitusi dari program-program transisi energi, menggeser pemanfaatan fosil kepada EBT," ujar Dadan.

5. Realisasi investasi EBTKE tidak bisa capai target di 2021

Genjot Energi Bersih, Kapasitas Pembangkit Listrik EBT Tembus 386 MWIlustrasi Investasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Namun, Dadan mengatakan di 2021 ini pihaknya kemungkinan tidak bisa mencapai target investasi EBTKE karena pandemik COVID-19. Dia mencatat target investasi EBTKE di tahun ini ialah 2 miliar dolar AS, sementara reralisasinya baru mencapai 1,12 miliar dolar AS per September lalu.

"Ini (realisasi investasi) berasal dari kegiatan yang ada di Konservasi Energi, yaitu kegiatan penghematan energi, kemudian dari proyek yang ada di Bioenergi, baik untuk pembangkit listrik ataupun produksi BBM. Kemudian di PLTS, termasuk PLTA, ini juga berkembang. Kemudian (investasi) yang paling besar berasal dari panas bumi. Sehingga totalnya adalah USD 1,12 miliar di September," tutur dia.

Meski begitu, pihaknya mencatat sampai kuarta III-2021, realisasi penurunan emisi telah mencapai 69,5 juta ton CO2e. Aksi mitigasi yang menyumbang reduksi emisi paling besar antara lain implementasi EBT, aplikasi efisiensi energi dan penerapan bahan bakar rendah karbon (gas alam).

Dari sisi penggunaan APBN 2021, Direktorat Jenderal EBTKE mendorong dan membangun fasilitas EBT seperti PJU-TS, juga PLTS Pos Jaga TNI dan Pos Pengamat Gunung Api, yang berada di wilayah cukup sulit untuk dibangun pembangkit dan jaringan listrik. Juga dilaksanakan program pengadaan dan distribusi paket Alat Penyalur Daya Listrik (APDAL) di desa belum berlistrik terutama di wilayah Papua dan Papua Barat.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya