Incar Posisi Operator Bandara Komodo, AP I Mau Gandeng Mitra Asing
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - PT Angkasa Pura I (Persero) menyatakan minatnya menjadi operator Bandara Komodo, Labuan Bajo.
Direktur Utama AP I, Faik Fahmi mengatakan, jika Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengabulkan minat itu, maka pihaknya akan menggaet mitra operator dari luar negeri.
"Kalau misalnya nanti kita diminta mengelola Labuan Bajo, ya mungkin kita juga akan menggandeng strategic partner," kata Faik di Jakarta, Rabu (12/4/2023).
Baca Juga: Bandara Komodo Bersiap Sambut KTT ASEAN Mei Mendatang
1. AP I tunggu keputusan Kemenhub
Faik mengatakan pihaknya masih menunggu keputusan Kemenhub terkait penyerahan posisi operator Bandara Komodo ke AP I.
"Yang jelas kita sudah mengajukan minat untuk mengelola Labuan Bajo. Cuma masih menunggu respons dari Kemenhub," ujar Faik.
Baca Juga: Plafon Bandara Komodo Ambruk, Kemenhub Buka Suara
2. Banyak mitra asing berminat jadi operator Bandara Komodo dengan AP I
Faik mengatakan hingga saat ini, banyak calon mitra dari luar negeri yang berminat untuk bekerja sama dengan AP I dalam mengelola Bandara Komodo. Namun, dia enggan membeberkan asal-usul calon mitra tersebut.
"Ada beberapa mitra yang sudah kita jajaki, tapi belum final. Dan memang ada beberapa yang sudah minat," tutur Faik.
Baca Juga: Bandara Kediri: Dibangun Gudang Garam, Dikelola AP I
3. AP I kelola Bandara Batam dengan Korea
Faik mengatakan, pihaknya sudah pernah menggaet mitra asing dalam pengelolaan bandara di Tanah Air. Misalnya saja Bandara Internasional Hang Nadim Batam yang dikelola AP I, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA, dan perusahaan asal Korea Selatan (Korsel).
Kerja sama pengelolaan itu dikemas dengan mendirikan perusahaan patungan atau joint venture (JV) antara ketiga perusahaan tersebut, dengan menggunakan nama PT Bandara Internasional Batam.
"Yang sudah berjalan ini kan Batam, itu konsepnya JV. Kita kerja sama dengan Incheon, kita 51 persen, Incheon 30 persen, dan WIKA 19 persen," tutur Faik.