Mengejar Tiket Kereta Terakhir demi Menyapa Kampung Halaman

Cerita-cerita kegagalan pemudik mencari tiket kereta api

Jakarta, IDN Times - Sulit betul berburu tiket kereta api untuk pulang kampung tahun ini. Itulah yang dialami Ponisah, perempuan berusia 42 tahun kelahiran Kutuarjo, Purworejo, Jawa Tengah.

Dia yang kini tinggal bersama suami di Legok, Tangerang, Banten harus menelan pil pahit karena tak kunjung mendapatkan tiket kereta untuk mudik melalui platform online.

“Ada tiga mingguan, dari pertama puasa begitu tahu tanggal anak-anak libur sekolah, saya coba beli. Tapi habis, habis, habis,” keluhnya saat ditemui IDN Times di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Minggu (7/4/2024).

Ponisah menjadi salah satu dari warga Ibu Kota yang harus ‘war’ demi mendapatkan tiket kereta ke kampung halaman. Moda transportasi yang satu ini bisa dibilang menjadi favorit bagi masyarakat Indonesia untuk mudik di momen Idul Fitri alias Lebaran.

Saking digemarinya, penjualan tiket KA Lebaran telah dibuka sejak H-45 sebelum keberangkatan. Tahun ini, penjualannya dibuka sejak 15 Februari 2024, untuk keberangkatan mulai H-10 Lebaran atau 31 Maret 2024.

Tentu, tak semua orang bisa menang dalam ‘war’. Mereka yang memadati Stasiun Pasar Senen di H-3 Lebaran ini, sebagian besar adalah orang-orang yang kalah war tiket online. 

 

Baca Juga: H-3 Lebaran, 46 Ribu Orang Tinggalkan Jakarta Naik Kereta Api

1. Sudah 9 tahun tak menyapa kampung halaman

Mengejar Tiket Kereta Terakhir demi Menyapa Kampung HalamanSuasana ruang tunggu loket Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ) di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Minggu (7/4/2024). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Karena tak mendapat tiket dari pemesanan online, Ponisah nekat mendatangi Stasiun Pasar Senen, dengan harapan bisa membeli tiket secara langsung alias go show. Hari ini, dia memboyong tiga anaknya ke Stasiun Pasar Senen. Sementara suaminya memilih tak ikut mudik.

“Saya berempat ini, anak tiga, Bapaknya gak ikut,” tutur Ponisah.

Sudah dua kali dirinya mendatangi loket penjualan tiket langsung atau go show di Stasiun Pasar Senen hari ini. Namun, hasilnya nihil. Padahal, dirinya sudah sembilan tahun tak pulang ke kampung halaman di Kutuarjo.

“Ada mungkin sembilan tahunan saya gak mudik, di luar Lebaran juga saya belum mudik lagi,” ujar Ponisah dengan mimik yang pasrah.

Meski begitu, dirinya bersikeras untuk bertahan di Stasiun Pasar Senen sampai jadwal keberangkatan kereta terakhir ke Stasiun Kutuarjo. Dia berharap ada keajaiban dirinya bisa mendapatkan empat tiket kereta api menuju kampung halaman.

“Saya mau coba sampai kereta terakhir, pokoknya mau tetap mudik,” kukuhnya.

2. Berburu tiket di saat terakhir karena tuntutan pekerjaan

Mengejar Tiket Kereta Terakhir demi Menyapa Kampung HalamanAsep (42), warga yang kehabisan tiket kereta api setelah mendatangi loket penjualan langsung (go show) di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Minggu (7/4/2024). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Lain cerita dengan Asep (42) dan Endarto (30). Tuntutan pekerjaan membuat keduanya tak bisa merencanakan dari jauh-jauh hari untuk pulang ke kampung halaman.

Asep yang telah mencoba ke loket tiket go show, harus membalikkan badannya dengan wajah masam karena tak mendapatkan tiket ke Stasiun Semarang Tawang. Diinformasikan petugas loket, tiket tujuan tersebut sudah habis terjual sampai keberangkatan terakhir hari ini.

“Tiketnya habis, sudah gak ada lagi,” kata Asep.

Kekecewaan tak mendapatkan tiket tergambar jelas di wajahnya. Hari ini dia memang mendatangi stasiun seorang diri, karena keluarganya sudah lebih dahulu pulang ke Semarang.

“Di sini saya kerja, keluarga duluan. Saya menyusul karena kemarin masuk kerja,” ujar Asep.

Sebelum ke stasiun, dirinya sudah berkali-kali memeriksa ketersediaan tiket melalui aplikasi. Namun, memang tak ada tiket yang tersedia.

Dirinya masih berharap mendapat tiket ke Semarang. Jika tidak, maka dia terpaksa harus ke Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur untuk mudik dengan bus.

“Saya tetap ingin berangkat hari ini. Kalau gak dapat mungkin saya naik bus. Tapi kalau dari Terminal Pasar Senen susah dapatnya, mungkin saya ke Terminal Pulo Gebang,” tutur Asep.

Hal serupa juga dialami Endarto (30), warga Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Endarto yang sudah mendatangi Stasiun Pasar Senen juga pasrah, karena tak mendapatkan tiket untuk mudik ke Purworejo.

“Saya baru tahu bisa mudik, karena kan gak tahu libur kerja kapan. Jadi takutnya (kalau pesan tiket online) dibatalin, kalau saya masih kerja,” ujar Endarto.

3. Go show bukan solusi pasti bagi penumpang yang tertinggal kereta

Mengejar Tiket Kereta Terakhir demi Menyapa Kampung HalamanRuang tunggu loket Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ) Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Sementara itu, Tiar (25), pemuda asal Surabaya, Jawa Timur terpaksa harus mendatangi loket go show karena dirinya terlambat 1 menit untuk menaiki kereta.

“Saya mau ke Surabaya, mudik, saya bersama teman. Saya ini terlambat, sudah beli tiket, berangkat 14.30, saya tiba 14.31. Karena tadi ada kendala di KRL,” kata Tiar dengan wajah masam.

Go show yang diharapkan menjadi solusi atas musibahnya hari ini ternyata tak bisa diandalkan. Dirinya mengaku tak tahu harus bagaimana untuk bisa mudik ke kampung halaman.

“Saya gak tahu ini gimana ya. Katanya tiketnya habis semua sampai keberangkatan besok (8 April),” ujar Tiar.

Baca Juga: Hari ke-6 Keberangkatan Motis, Stasiun Senen Dipadati Pemudik

4. Tak ada alokasi khusus untuk tiket go show

Mengejar Tiket Kereta Terakhir demi Menyapa Kampung HalamanCorporate Secretary PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, Raden Agus Dwinanto Budiadji. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Corporate Secretary PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, Raden Agus Dwinanto Budiadji mengatakan, KAI memang tak menyediakan alokasi khusus untuk penjualan tiket go show.

Masyarakat yang mengejar tiket go show harus menunggu penumpang yang melakukan pembatalan (refund) atau mengubah jadwal keberangkatan (reschedule).

“Go show kita gak ada alokasi khusus. Karena biasanya yang menunggu di sini itu kalau ada yang refund,” kata Agus saat ditemui IDN Times.

Namun, masyarakat diimbau tak mengharapkan tiket melalui pembelian langsung. Sebab, kemungkinannya sangat kecil. Sebab, baru 7 orang yang melakukan mengajukan refund dan reschedule untuk keberangkatan hari ini.

“Kalau masa-masa begini yang refund, pengembalian, batal penumpang sedikit. Kalau reschedule masih ada, tapi di tanggal-tanggal di luar H-3, H-2, H-1,” ucap Agus.

5. Harus tiba lebih awal di stasiun

Mengejar Tiket Kereta Terakhir demi Menyapa Kampung HalamanSuasana Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat pada H-3 Lebaran, Minggu (7/4/2024). (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Setiap tahun, mudik Lebaran selalu dihiasi dengan kepadatan, baik di jalan maupun di fasilitas-fasilitas transportasi umum. Oleh sebab itu, Agus mengimbau penumpang kereta api jarak-jauh bisa tiba lebih awal di stasiun keberangkatan, minimal 1 jam sebelum keberangkatan untuk mencegah keterlambatan.

“Kita menyarankan paling tidak 1 jam sudah ada di sini, artinya menyesuaikan,” ujar Agus.

Sebab, jika terlambat, kemungkinan untuk mendapatkan tiket lain di hari yang sama sangat kecil.

“Jadi tidak ada kepastian kalau langsung keluar, langsung bisa didapat. Karena probability-nya kan cukup kecil, karena dijual di berbagai channel. Yang online yang menunggu banyak juga,” ucap Agus.

Baca Juga: Libur Panjang, 99 Ribu Tiket KA dari Gambir dan Pasar Senen Ludes!

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya