Perhutani Genjot Penjualan Kayu Online-Transparansi Pengelolaan Hutan

Perhutani laksanakan transformasi selama 4 tahun terakhir

Jakarta, IDN Times - Menteri BUMN, Erick Thohir fokus mengejar transformasi di seluruh BUMN selama empat tahun terakhir.

Perum Perhutani adalah salah satu BUMN yang melaksanakan pekerjaan rumah (PR) tersebut, demi menguatkan DNA korporasi berkelas dunia. Selama empat tahun terakhir, perusahaan telah mengubah proses bisnisnya dari konvensional menjadi digital.

Lebih rinci, perusahaan telah menerapkan value chain digitalisasi untuk mengintegrasikan sumber daya manusia, bisnis proses, mesin, sumber daya hutan dan industri hasil hutan.

1. Perhutani fokus amankan sumber daya hutan

Perhutani Genjot Penjualan Kayu Online-Transparansi Pengelolaan HutanSejumlah burung beterbangan pada pagi hari di kawasan hutan hujan tropis Petungkriyono di Pekalongan. (IDN Times/Dhana Kencana)

Adapun transformasi Perhutani di bidang digital berfokus kepada penguatan customer experience dengan implementasi Customer Relationship Management (CRM), pemetaan dan pengamanan sumber daya hutan, pengembangan sistem informasi, back office dan shared service, serta pengapdosian teknologi terkini untuk menunjang operasional di sektor kehutanan.

Pada tahun 2020, Perhutani lakukan pengembangan Union Wisata, Electronic Office (e-office), Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) seperti Financial & Cost Controlling (FICO) dan Human Capital Management System (HCMS), E-Learning, serta pengaplikasian barcode pada Produk Kayu.

Baca Juga: Rosan Mundur Baru 3 Bulan Jabat Wamen, Stafsus Erick Thohir Buka Suara

2. Perhutani genjot penjualan kayu lewat e-commerce

Perhutani Genjot Penjualan Kayu Online-Transparansi Pengelolaan HutanTransformasi proses bisnis Perum Perhutani. (dok. Perhutani)

Selanjutnya, pada 2021 Perhutani meningkatkan pelayanan pada e-commerce www.tokoperhutani.com, dan aplikasi android untuk pembelian produk kayu dan non kayu.

Perhutani juga mengimplementasikan pemetaan wilayah dengan teknologi Geospatial dan pemantauan proses kerja melalui Perhutani Digital Forest (Control Room) yang dilengkapi dengan sistem pelaporan kejadian (Incident Management).

“Perhutani saat ini adaptif terhadap perkembangan teknologi dan digitalisasi, kami mengembangkan proses bisnis dan manajemen ke arah yang lebih modern dan menjadi Perhutani baru,” kata Direktur Utama Perhutani, Wahyu Kuncoro dikutip dari keterangan resmi, Kamis (26/10/2023).

3. Pengelolaan hutan lebih transparan

Perhutani Genjot Penjualan Kayu Online-Transparansi Pengelolaan HutanPolisi hutan bersama masyarakat rutin melakukan patroli di kawasan Taman Nasional Batang Gadis (TNBG), Kabupaten Mandailinatal. Pelibatan masyarakat dalam perlindungan hutan dinilai cukup efektif untuk mengurangi tekanan terhadap kawasan hutan. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Pada tahun 2022, Perhutani mengembangkan platform Ecotourism and Hospitality dengan menambahkan teknologi body gate dan barrier gate yang terintegrasi dengan sistem e-ticketing wisata Perhutani. Kemudian, perusahaan menciptakan Perhutani Digital Forest (Control Room) di tingkat Divisi Regional, serta implementasi ERP terintegrasi dan platform keamanan digital hingga mengembangkan Perhutani Virtual Forest dan penjualan produk NFT pada metaverse.

Pada tahun 2023, meluncurkan Aplikasi Kemitraan Socioforest yang juga masuk dalam Proyek Strategis Kementerian BUMN tahun 2023.

Socioforest bertujuan sebagai upaya perbaikan ekosistem kerja sama pengelolaan hutan dari sinergi bisnis, yang lebih transparan bersama masyarakat berbasis mobile app.

Lebih lanjut, Perhutani melakukan modernisasi Tempat Penimbunan Kayu (TPK), Peluncuran sistem e-learning Cognition Expertise Database System (CERDAS) dan Perhutani Mengajar (Pijar), serta kick off sistem Smart KPH.

Baca Juga: Erick Thohir Angkat Direktur Keuangan Angkasa Pura I yang Baru

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya