Sejumlah Masalah Proyek KCJB: Terowongan Ambrol-Tak Ada Akses Stasiun

Wamen BUMN buka-bukaan soal proyek KCJB temui banyak masalah

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko buka-bukaan terkait masalah yang sempat melanda proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Proyek kereta cepat itu nyaris mangkrak.

Tiko mengatakan, ada banyak tantangan yang dihadapi proyek tersebut, termasuk dalam proses pembangunan konstruksinya, pembiayaannya, dan lainnya.

"Saya ditugasin waktu dipanggil jadi Wamen salah satu tugas (dari) Pak Presiden, saya mesti menyelesaikan barang ini, yang waktu itu 2019 nyaris mangkrak," kata Tiko dalam acara InJourney Talks, Selasa (1/8/2023).

Baca Juga: 7 Layanan Kereta Penumpang yang Ada di RI, LRT hingga Kereta Cepat

1. Terowongan proyek KCJB pernah ambrol

Sejumlah Masalah Proyek KCJB: Terowongan Ambrol-Tak Ada Akses StasiunRel bawah tanah proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. (dok. KCIC)

Salah satu tantangan konstruksi yang dihadapi adalah pembangunan terowongan KCJB. Dia mengatakan, ada salah satu terowongan yang pernah ambrol. Namun, saat ini sudah dibangun lagi.

"Ya dipetain lagi, ini barang supaya jalan dan akhirnya beroperasi bagaimana caranya. Dengan berbagai macam negosiasi dengan pihak China, tantangan konstruksi, ada terowongan ambrol, ada tanah-tenah yang bergeser," tutur Tiko.

Baca Juga: Menko Luhut Jajal KCJB: Kecepatan Kereta Capai 385 Kilometer Per Jam

2. Tiko kesal stasiun KCJB dibangun tanpa akses jalan

Sejumlah Masalah Proyek KCJB: Terowongan Ambrol-Tak Ada Akses StasiunUji dinamis Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang disaksikan oleh Presiden Jokowi dan Presiden Xi Jiping secara virtual. (dok. YouTube Sekretariat Presiden)

KCJB dibangun PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC). Adapun KCIC merupakan perusahaan patungan antara konsorsium BUMN melalui PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium perusahaan perkeretaapian China melalui Beijing Yawan HSR Co.Ltd.

PSBI merupakan konsorsium empat BUMN yaitu PT Kereta Api Indonesia (PT KAI), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Jasa Marga Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII.

Tiko mengatakan, dirinya sempat kesal karena pembangunan stasiun tak dibarengi dengan pembangunan akses jalannya. Hal itu menyebabkan penyelesaian pembangunan Stasiun Karawang dan Padalarang akan mundur.

"Ini saya sebal juga sama anak-anak KAI. Jadi akses stasiun belum dipikirin. Jadi Halim, Karawang gak ada jalan akses ke tol sama ke jalan besar. Baru kita dorong sekarang. Makanya Karawang sama Padalarang akan terlambat, baru akhir tahun karena di Karawang itu kalau kita buka stasiun di depannya gak ada jalan. Ini juga stupid kok bisa kelewatan, stasiun jadi, keretanya ada, belum dibikin jalan di depannya," ujar Tiko.

Baca Juga: Polisi Jaga Ketat Area KCJB, Imbau Warga Tak Berkativitas di Bawah Rel

3. Proyek KCJB akan segera diresmikan

Sejumlah Masalah Proyek KCJB: Terowongan Ambrol-Tak Ada Akses StasiunUji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dengan menggabungkan dua rangkaian kereta. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Tiko mengatakan, dalam mengawal proyek itu, dia melakukan rapat lebih dari 200 kali dengan Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan, Kementerian Koordinasi Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Septian Hario Seto.

Meski banyak tantangan, akhirnya proyek yang hampir selesai itu ditargetkan rampung bulan ini.

"Dalam 3,5 tahun dari mangkrak, sekarang akan beroperasi dengan berbagai macam tantangan," ujar Tiko.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya