Zulhas: RI Belum Kalah dalam Sengketa Nikel di WTO 

Keputusan WTO diperkirakan keluar pada akhir 2022

Jakarta, IDN Times - Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan menegaskan pemerintah saat ini masih berjuang melawan gugatan larangan ekspor nikel dari Uni Eropa di World Trade Organization (WTO).

Pria yang akrab disapa Zulhas itu menyatakan hingga saat ini Indonesia belum kalah dalam proses penyelesaian sengketa tersebut.

"Sejalan dengan Bapak Presiden, kami di Kemendag dapat menyampaikan bahwa Indonesia belum kalah dalam sengketa nikel di WTO," kata Zulhas kepada IDN Times, Senin (12/9/2022).

Baca Juga: Apa yang Terjadi jika RI Kalah Gugatan Eropa soal Nikel di WTO? 

1. Keputusan di WTO keluar di akhir tahun

Zulhas: RI Belum Kalah dalam Sengketa Nikel di WTO Kantor Pusat Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) di Jenewa, Swiss. (Twitter/@wto)

Adapun proses gugatan itu telah melalui berbagai pembahasan atau panel di WTO. Zulhas memperkirakan, hasil keputusan WTO akan keluar di akhir tahun.

"Keputusan Panel di WTO diperkirakan akan keluar pada akhir 2022, jadi kita masih menunggu putusan akhir," tutur Zulhas.

Baca Juga: Uni Eropa Gugat Larangan Ekspor Nikel, Indonesia Maju Terus

2. Kemendag siap-siap ajukan banding jika RI kalah dari Uni Eropa

Zulhas: RI Belum Kalah dalam Sengketa Nikel di WTO Ilustrasi pertambangan nikel. ANTARAFOTO/Jojojn

Meski begitu, apabila WTO memberikan keputusan yang tak sesuai keinginan Indonesia, maka pemerintah akan mengajukan banding.

"Dan saat ini Kemendag tengah menyusun opsi-opsi strategis mengantisipasi outcome apapun dari putusan Panel WTO, termasuk mengajukan banding atas putusan panel sekiranya ditemukan kekeliruan yang dilakukan oleh panel pemeriksa kasus," ujar Zulhas.

Baca Juga: Uni Eropa Gugat Larangan Ekspor Nikel RI ke WTO, Jokowi: Jangan Takut!

3. Alasan Indonesia tetap pertahankan larangan ekspor nikel

Zulhas: RI Belum Kalah dalam Sengketa Nikel di WTO Produksi nikel PT Aneka Tambang Tbk (Antam). (dok. Antam)

Pemerintah sendiri bersikeras mempertahankan keputusan untuk menghentikan ekspor bijih nikel. Zulhas mengatakan hal itu perlu dilakukan demi menyukseskan proyek hilirisasi nikel.

"Mencermati pernyataan Bapak Presiden di forum INDEF, sudah cukup jelas Bapak Presiden menekankan bahwa program hilirasi untuk rakyat Indonesia perlu diamankan dan menjadi prioritas bersama," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengatakan Indonesia tidak perlu takut jika menyetop ekspor bahan baku mentah akan digugat di WTO. Sebab, tujuannya untuk kepentingan nasional. Selain itu, Jokowi mengatakan industrinya di dalam negeri sudah terbangun.

"Kenapa kita harus takut dibawa ke WTO kalah? kalah gak apa-apa, syukur bisa menang. Tapi kalah pun gak apa-apa, industrinya udah jadi. Ini memperbaiki tata kelola kok dan nilai tambah itu ada di dalam negeri," ucap Jokowi dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Rabu (7/9/2022).

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya