Waduh! Harga Minyak Dunia Naik 5 Persen dalam Sepekan

27 Agu 2022, 11:16 WIB

Pexels.com/skitterphoto

Jakarta, IDN Times - Harga minyak dunia naik lebih dari 5 persen selama sepekan yang berakhir pada Jumat (26/8/2022). Kenaikan di tengah kekhawatiran pasokan akibat Arab Saudi mengisyaratkan kemungkinan penurunan produksi, karena volatilitas pasar yang ekstrem dan dengan tanda-tanda rebound permintaan minyak di Amerika Serikat (AS) yang notabene sebagai konsumen minyak terbesar dunia.

Minyak mentah Brent diperdagangkan pada 101,02 dolar AS per barel pada 1115 GMT pada Jumat (26/8/2022). Harga tersebut membukukan kenaikan 5,28 persen dari sesi Senin (22/8/2022) yang dibuka pada 95,95 dolar AS per barel.

West Texas Intermediate (WTI) sendiri mencatatkan harga minyak di angak 93,81 dolar AS per barel pada waktu yang sama pada Jumat (26/8/2022). Angka tersebut meningkat 4,64 persen relatif terhadap harga pembukaan 89,65 per barel pada awal pekan.

1. OPEC dikabarkan akan pangkas produksi minyak

twitter.com/qatarpetroleum

Menteri Energi Arab Saudi Abdulaziz bin Salman memperingatkan pada awal pekan ini, bahwa OPEC dapat memangkas produksi untuk memastikan kejelasan pasar.

“Seperti yang telah ditunjukkan dengan jelas dan berulang kali pada 2020 dan 2021,” kata Abdulaziz bin Salman seperti dikutip dari Anadolu Agency, Sabtu (27/8/2022).

2. Harga minyak dunia naik usai Arab Saudi umumkan rencana pemangkasan produksi minyak dunia

Unsplash.com/Gab Pili

Harga minyak dunia mulai mengalami kenaikan pada Selasa (23/8/2022) karena kekhawatiran kekuarangan pasokan, seiring Arab Saudi yang mengisyaratkan kemungkinan pengurangan produksi jika diperlukan di tengah volatilitas pasar yang ekstrem.

Kemudian, pada hari itu, minyak mentah Brent naik menjadi lebih dari 100 per barel dolar AS, sementara WTI diperdagangkan lebih dari 94 dolar AS per barel.

3. Faktor yang melatarbelakangi kenaikan harga minyak dunia

pixabay/IADE-michoko

Kenaikan harga minyak dunia yang mengalami kenaikan dalam sepekan dikarenakan oleh sejumlah faktor. Mulai dari pemulihan permintaan di AS. Kemudian, langkah investor yang terus memantau dengan cermat laporan mengenai apakah pemimpin de facto kelompok OPEC, Arab Saudi, akan menurunkan produksi minyak atau tidak.

Sementara itu, sejumlah ekonom menunggu pidato Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell, untuk petunjuk tentang kenaikan suku bunga dalam rangka memerangi inflasi.