Perang Harga dengan OPEC+, Harga Minyak Akhirnya Turun

Jakarta, IDN Times – Harga minyak turun pada hari Rabu (24/11/2021) karena pelepasan 50 juta barel cadangan strategis yang dilakukan oleh AS dan beberapa negara lainnya guna meredakan kekhawatiran atas kelangkaan pasokan global.
Melansir Reuters, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 12 sen, atau 0,2 persen, menjadi 78,38 Dolar AS per barel pada pukul 01.22 GMT, berbalik dari kenaikan 2,3 persen pada hari sebelumnya. Sementara itu, minyak mentah berjangka Brent turun 32 sen, atau 0,4 persen, menjadi 81,99 Dolar AS per barel, setelah naik 3,3 persen pada hari Selasa.
"Upaya terkoordinasi oleh negara-negara konsumen minyak untuk menurunkan harga minyak mentah mendorong penjualan baru," kata Kazuhiko Saito, kepala analis di Fujitomi Securities Co Ltd.
1. Kerja sama negara-negara dalam menurunkan harga minyak
.jpg)
Upaya untuk menurunkan harga minyak dilakukan oleh beberapa negara konsumen dalam menghadapi pengetatan pasokan oleh OPEC+. Dikutip Al Jazeera, negara yang dimaksud termasuk China, India, Inggris, Jepang dan Korea Selatan, kata Gedung Putih.
"Tindakan terkoordinasi ini akan membantu kami mengatasi kekurangan pasokan, yang pada gilirannya membantu menurunkan harga," kata Presiden Biden dalam sambutannya di Gedung Putih.
“Hari ini, kami meluncurkan upaya besar untuk memoderasi harga minyak, upaya yang akan menjangkau dunia dalam jangkauannya dan pada akhirnya mencapai pom bensin di sekitar Anda, insya Allah,” tambah Biden, seraya melanjutkan bahwa tidak lama lagi harga gas juga akan turun.
Setelah AS melepas 50 juta barel, India menyusul dengan melepas 5 juta barel, Inggris 1,5 juta barel, jepang 4,2 juta barel, dan akan diikuti oleh negara lainnya.
2. Penurunan harga minyak untuk hadapi musim dingin

Laporan AP News menyebut tindakan AS untuk menurunkan harga minyak difokuskan untuk membantu warga AS dalam menghadapi kelangkaan dan harga yang tinggi menjelang acara Thanksgiving dan perjalanan liburan musim dingin. Harga bensin berada di sekitar 3,40 Dolar AS per gallon, lebih dari 50 persen lebih tinggi dari tahun lalu, menurut American Automobile Association.
Pemerintah akan mulai menyebarkan minyak ke pasaran pada pertengahan hingga akhir Desember. Bensin biasanya merespon dengan lambat terhadap perubahan harga minyak, dan pejabat administrasi menyarankan ini sebagai salah satu dari beberapa langkah untuk akhirnya menurunkan biaya.
3. Penolakan OPEC+ untuk tingkatkan pasokan minyak global

OPEC+ yang mencakup Arab Saudi dan sekutu AS lainnya di wilayah Teluk, serta Rusia, telah menolak permintaan untuk memompa lebih banyak pada pertemuan bulanannya. OPEC akan kembali mengadakan pertemuan pada 2 Desember mendatang, namun sejauh ini belum ada indikasi akan mengubah taktik.
Organisasi itu telah berjuang untuk memenuhi target yang ada berdasarkan kesepakatannya untuk secara bertahap meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari (bph) setiap bulan. Itu dianggap oleh AS sebagai sebuah tindakan yang lamban dalam merespon kenaikan harga minyak global. OPEC khawatir peningkatan kasus COVID-19 akan kembali menurunkan permintaan.
Harga minyak yang tinggi baru-baru ini disebabkan oleh rebound tajam dalam permintaan global, yang melanda di awal pandemi pada tahun 2021. Dan para analis mengatakan bahwa melepaskan cadangan mungkin tidak cukup untuk mengekang kenaikan lebih lanjut.