Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kawasan Kumuh di Menteng (IDN Times/Dini Suciatiningrum)
Kawasan Kumuh di Menteng (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Intinya sih...

  • Jumlah penduduk miskin kota naik 220 ribu

  • Secara nasional kemiskinan menurun

  • Penyebab kemiskinan di kota mengalami kenaikan

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, persentase penduduk miskin di wilayah perkotaan pada Maret 2025 sebesar 6,73 persen, meningkat dibandingkan posisi September 2024 yang sebesar 6,66 persen.

Sebaliknya, persentase penduduk miskin di wilayah perdesaan tercatat menurun dari 11,34 persen menjadi 11,03 persen pada periode yang sama.

"Persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2025 sebesar 6,73 persen, naik dibandingkan September 2024 yang sebesar 6,66 persen," demikian laporan BPS dikutip IDN Times, Sabtu (26/7/2025).

1. Jumlah penduduk miskin kota naik 220 ribu

Pemukiman Kumuh di Tepian Sungai (pixabay.com)

BPS mencatat, jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan pada Maret 2025 mencapai 11,27 juta orang, naik 0,22 juta orang dibandingkan September 2024 yang sebesar 11,05 juta orang.

"Dibanding September 2024, jumlah penduduk miskin Maret 2025 perkotaan meningkat sebanyak 0,22 juta orang," tulis BPS.

Sementara itu, jumlah penduduk miskin di wilayah perdesaan berkurang sebanyak 0,43 juta orang, dari 13,01 juta orang pada Maret 2025 menjadi 12,58 juta orang pada September 2024.

2. Secara nasional kemiskinan menurun

Ilustrasi daerah kumuh dampak overpulasi (unsplash.com/@meditative)

Secara keseluruhan, persentase penduduk miskin nasional pada Maret 2025 sebesar 8,47 persen. Angkanya menurun 0,10 persen poin dibandingkan September 2024 dan turun 0,56 persen poin dibandingkan Maret 2024.

"Jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 sebesar 23,85 juta orang, menurun 0,20 juta orang terhadap September 2024 dan menurun 1,37 juta orang terhadap Maret 2024," tulis BPS.

3. Penyebab kemiskinan di kota mengalami kenaikan

Ilustrasi seorang laki-laki berada di lingkungan kumuh (pexels.com/Tom Fisk)

Kemiskinan di perkotaan alami kenaikan dari 6,66 persen menjadi 6,73 persen, karena jumlah setengah pengangguran di perkotaan pada Februari 2025 meningkat 0,46 juta jiwa dibandingkan Agustus 2024.

Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono melaporkan, penyebab lainnya adalah kenaikan harga cabai rawit, minyak goreng dan bawang putih.

"Penduduk kota identik tergantung dengan harga pasar karena penduduk kota kan umumnya tidak memproduksi sendiri, sehingga kenaikan harga akan terpengaruh dengan daya beli terutama RT kelompok bawah ataupun miskin atau rentan miskin," kata Ateng dalam Konferensi Pers, Jumat (25/7/2025).

Editorial Team