Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

WhatsApp Mulai Pasang Iklan demi Ubah Arah Bisnis

ilustrasi logo aplikasi Whatsapp (pexels.com/Anton)
ilustrasi logo aplikasi Whatsapp (pexels.com/Anton)

Jakarta, IDN Times – WhatsApp mulai menayangkan iklan status sebagai bagian dari strategi monetisasi baru Meta. Iklan ini memungkinkan pengguna membuka percakapan langsung dengan pengiklan, tetapi hanya muncul di tab Updates, bukan dalam kotak masuk pribadi. Meta menyebut langkah ini sebagai bagian dari “babak berikutnya” dalam rencana bisnis perusahaan.

CEO Meta, Mark Zuckerberg, sudah sejak 2022 menyebut fitur perpesanan sebagai pilar utama berikutnya setelah Facebook dan Instagram. Ia ingin menjadikan WhatsApp sebagai pusat interaksi bisnis global.

“Pilar utama berikutnya dari bisnis kami,” kata Zuckerberg kepada CNBC pada 2022.

Langkah ini datang lebih dari satu dekade sejak Meta membeli WhatsApp seharga 19 miliar dolar AS. Aplikasi ini kini menjadi platform perpesanan paling populer di dunia.

1. Meta monetisasi channels lewat iklan pencarian dan langganan

ilustrasi perusahaan Meta (pexels.com/Julio Lopez)
ilustrasi perusahaan Meta (pexels.com/Julio Lopez)

Meta juga mulai menghasilkan uang dari fitur Channels di WhatsApp. Pengelola Channel kini dapat membayar agar Channel mereka lebih mudah ditemukan di hasil pencarian pengguna, mirip dengan iklan aplikasi di toko Apple dan Google. Ini membuka peluang promosi baru bagi kreator dan organisasi.

Selain itu, administrator bisa mengenakan biaya langganan bulanan kepada pengguna untuk mengakses konten eksklusif. Meta akan mengambil potongan 10 persen dari pendapatan langganan tersebut, menurut keterangan seorang juru bicara. Pengguna yang berlangganan dapat melihat pembaruan langsung dari Channel yang mereka ikuti.

Iklan status baru dirancang menyerupai fitur Instagram Stories dan akan hilang dalam 24 jam. Tab Updates digunakan sebagai ruang iklan tanpa mengganggu ruang percakapan pribadi.

2. Meta batasi target iklan demi lindungi privasi WhatsApp

logo Meta (pexels.com/Julio Lopez)
logo Meta (pexels.com/Julio Lopez)

Meta menyatakan iklan hanya muncul di tab Updates, jauh dari ruang obrolan pribadi pengguna. Penargetan dilakukan berdasarkan data dasar seperti kota, bahasa, perangkat, serta Channel yang diikuti atau interaksi iklan sebelumnya. Semua pesan, grup, dan panggilan tetap terenkripsi end-to-end.

Kepala produk perpesanan bisnis Meta, Nikila Srinivasan, mengatakan bahwa data pengguna dipakai secara terbatas untuk menjaga pengalaman pribadi.

“Itu bukan di kotak masuk Anda. Ini hanya di Updates. Anda harus pergi ke tab itu untuk benar-benar menemukan pengalaman ini” kata Srinivasan, dikutip dari  Business Insider.

Namun, pengguna yang menghubungkan akun WhatsApp dengan Facebook atau Instagram akan melihat iklan yang lebih disesuaikan. Srinivasan menyebut langkah ini sebagai upaya untuk menyeimbangkan privasi dengan pertumbuhan bisnis.

3. Pengamat nilai Meta ingin ubah WhatsApp jadi platform monetisasi

ilustrasi logo WhatsApp (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi logo WhatsApp (pexels.com/Pixabay)

WhatsApp kini memiliki 1,5 miliar pengguna yang mengunjungi tab Updates setiap hari. Fitur ini digunakan untuk melihat Status sementara dan mengikuti Channels dari kreator, bisnis, atau tim olahraga. Namun, Meta menegaskan bahwa mereka tidak akan menaruh iklan di obrolan pribadi.

“Kami tidak akan menempatkan iklan di kotak masuk Anda,” kata Will Cathcart, kepala WhatsApp, kepada Business Insider dalam wawancara pada November 2023. Ia juga menyebut pengguna tak dipaksa melihat iklan atau mengikuti Channel.

Pakar media sosial Matt Navarra menyebut langkah ini sebagai pondasi monetisasi besar-besaran. Ia mengatakan kepada BBC bahwa menjaga privasi sambil menghasilkan uang dari sisi “pinggiran” aplikasi akan menjadi tantangan, terutama di Eropa dan Inggris.

Menurut Business Insider, WhatsApp mulai mengikuti model aplikasi super seperti WeChat di Asia. Dalam beberapa tahun terakhir, aplikasi ini sudah menambahkan fitur katalog, pembayaran, hingga layanan pelanggan. Iklan dan langganan dianggap sebagai bagian dari evolusi, bukan perubahan arah mendadak.

Meta pernah dikritik karena menambahkan tombol AI permanen yang tak bisa dihapus. Cathcart mengatakan perusahaan akan menampung masukan soal alat tersebut. Ia menyebut tab Updates “tidak terlalu populer” di Inggris, tetapi banyak digunakan di wilayah lain.

Setelah pendiri WhatsApp meninggalkan Meta karena perbedaan pandangan soal iklan, kini aplikasi ini terus berekspansi. Meta tak mengungkap detail penjualan WhatsApp, namun analis memperkirakan pendapatannya sudah mencapai 500 juta hingga 1 miliar dolar AS dari layanan bisnis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us