Jakarta, IDN Times - Gejolak ekonomi global dalam beberapa tahun terakhir, mulai dari pandemi COVID-19, konflik geopolitik, disrupsi rantai pasok, hingga kepastian suku bunga The Fed dan perang dagang telah memengaruhi pasar keuangan, termasuk di Indonesia. Di tengah ketidakpastian ini, muncul pertanyaan penting apakah strategi investasi jangka panjang masih relevan dan efektif?
PT BNI Sekuritas (BNI Sekuritas) menilai, strategi jangka panjang tetap menjadi pilihan yang relevan dan efektif. Pendekatan ini menekankan konsistensi, disiplin, dan pemahaman atas fundamental emiten. Strategi ini sangat sesuai bagi investor ritel yang ingin menumbuhkan portofolio secara berkelanjutan.
Walaupun ada sebagian nasabah juga yang mungkin lebih tertarik menjadi trader dibandingkan investor. Tidak ada yang salah dengan pilihan tersebut, karena pada dasarnya mereka ingin mencari cuan.
“Dalam kondisi pasar yang bergejolak, wajar jika muncul keraguan seperti ‘Apakah saya berinvestasi di waktu yang tepat?’ atau ‘Haruskah saya keluar sebelum koreksi memburuk?’ Namun, jika dilihat kilas baliknya, sejarah menunjukkan bahwa meskipun koreksi pasar kerap terjadi saat krisis, pasar cenderung pulih seiring waktu,” jelas Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, dikutip Kamis (10/7/2025).
Sebagai contoh, pada krisis keuangan 2008, IHSG sempat anjlok 58 persen dari peak-nya dan kembali naik 77 persen dalam enam bulan dan 113 persen dalam 12 bulan setelah mencapai bottom.
Kemudian saat taper tantrum 2013, indeks terkoreksi 24 persen dari peak-nya dan pulih 16 persen dalam enam bulan dan 31 persen dalam 12 bulan setelah mencapai bottom-nya. Lalu saat pandemik COVID-19 melanda pada 2020, IHSG turun 33 persen dari peak-nya, tapi recover 24 persen dalam enam bulan dan 59 persen dalam 12 bulan sejak mencapai bottom.
"Yang terpenting jika berminat menjadi investor jangka panjang adalah tetap konsisten dalam berinvestasi, memahami kondisi fundamental perusahaan, dan tidak terbawa arus fluktuasi jangka pendek,” kata Fanny.
Berikut ini beberapa alasan mengapa strategi investasi jangka panjang masih layak dipertahankan: