TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Efektif Mengelola Keuangan di Tengah Pandemik, Perhatikan!

Hindari yang namanya latte factor, ya!

ilustrasi mengelola keuangan (unsplash.com/Kelly Sikkema)

Sejak akhir tahun 2019 hingga awal tahun 2022 ini, pandemik COVID-19 masih belum memperlihatkan tanda segera usai. Hidup di tengah situasi serba keterbatasan membuat kita harus pintar untuk menyiasati segala hal, terlebih soal pengelolaan keuangan.

Tak terhindarkan lagi, semua masyarakat merasakan dampak pandemik ini. Misalnya ada yang kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), terpaksa kerja dari rumah dan lain sebagainya. Tentunya kondisi ini akan memengaruhi pendapatan setiap individu. Oleh karena itu, mengatur kembali keuangan di situasi pandemik ini sangat diperlukan.

Berbagai aspek tentu harus diperhatikan. Misalnya pengeluaran kesehatan, akibat ancaman virus kita dituntut untuk selalu meningkatkan imun tubuh baik itu menggunakan bantuan suplemen alami maupun tidak.

Nah, berikut ini lima cara mengelola keuangan di situasi pandemik COVID-19. Simak baik-baik, ya!

1. Terapkan metode alokasi keuangan 

ilustrasi uang (unsplash.com/Christian Dubovan)

Mengelola keuangan tentunya memerlukan metode yang efektif, bukan hanya sekadar soal pemasukan dan pengeluaran, melainkan banyak hal yang perlu diperhitungkan juga. Salah satu metode yang bisa kamu gunakan ialah dengan pembagian dengan angka 5%, 10%, 20%, 25% dan 40%. Ilustrasi perhitungannya sebagai berikut:

  • 5% dari setiap penghasilaj bulananmu dialokasikan untuk dana darurat
  • 10% dari setiap penghasilan bulanan untuk kebaikan, misalnya sedekah
  • Sedangkan 20% selanjutnya untuk persiapan masa depan yakni dengan tabungan, investasi atau pun asuransi
  • Adapun 25% untuk membayar cicilan yang kamu miliki. Namun, jika tak memiliki cicilan, 25% ini bisa menjadi opsi untuk dialihkan ke tabungan, asuransi atau pun kebutuhan sehari-hari.
  • Terakhir, 40% dari penghasilan bulanan adalah biaya pembelanjaan kebutuhan di setiap harinya.

Dengan adanya metode yang seperti ini, maka tiap hal yang telah ditentukan budget-nya akan membuat keuanganmu semakin terarah dan transparansi. Jadi, gak akan lagi kebingungan!

2. Prioritaskan untuk kesehatan

ilustrasi makanan sehat (unsplash.com/Vitalii Pavlyshynets)

Pandemik COVID-19 sudah jelas sekali sangat membahayakan dan mengancam nyawa siapa saja tanpa memandang bulu. Oleh karenanya, kamu pun tetap harus memikirkan bagaimana cara survive di tengah kondisi demikian. Salah satu caranya adalah kelola keuangan dengan tetap memprioritaskan kesehatan kita.

Misalnya saat sebelum pandemik kamu belum memiliki asuransi kesehatan, mulailah sejak sekarang untuk memilikinya. Bisa juga dengan menambah ekstra budget sebesar 5% untuk kebutuhan obat-obatan ataupun suplemen penambah imun. Kita tak pernah tahu apa yang terjadi di keesokan hari, maka dengan mempersiapkannya adalah salah satu hal paling bijak untuk dilakukan.

Baca Juga: 5 Tips Bijak Mengelola Keuangan untuk Milenial agar Hidup Lebih Mapan 

3. Pisahkan kebutuhan sekunder dan primer

ilustrasi seorang perempuan sedang berbelanja (unsplash.com/freestocks)

Setelah mengetahui salah satu metode pengelola keuangan yang efektif, selanjutnya mari kita membedahnya lebih dalam lagi, khususnya untuk 40% sebagai budget pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Pisahkan terlebih dahulu hal-hal apa saja yang termasuk kebutuhan pokok dan yang bukan.

Adapun yang termasuk kebutuhan primer adalah biaya makanan, transportasi, data, listrik dan sebagainya. Sedangkan kebutuhan sekunder menjadi hal-hal pelengkap agar hari-harimu terasa menyenangkan, seperti liburan. Dengan memisahkan antara keduanya, kamu akan segera mengetahui mana saja yang harus kamu penuhi terlebih dahulu. "Melek" sejak awal seperti demikian memberikan kesan bahwa uangmu telah diperhitungkan dengan matang sebelum dibelanjakan.

4. Hindari kebiasaan latte factor

ilustrasi belanja online (unsplash.com/Pickawood)

Istilah latte factor mungkin sudah familiar di telinga masyarakat saat ini. Ataukah bahkan sudah banyak yang melakukannya? Well, latte factor merupakan salah satu istilah yang digunakan untuk menyebut tindakan membeli hal-hal kecil dengan intensitas yang keseringan, padahal barang tersebut tidak begitu dibutuhkan. Artinya, meskipun nominal kecil tapi keseringan dilakukan sama saja dengan mengeluarkan banyak uang, 'kan?

Nah, salah satu kebiasaan ini telah marak dijumpai. Apalagi saat hadirnya berbagai platform yang bisa digunakan untuk berbelanja. Kemudahan saat melakukan belanja online menjadi salah satu penyebab kebiasaan latte factor mudah menjangkiti orang-orang.

Agar kondisi keuangan di tengah pandemik tidak merosot drastis, maka kebiasaan buruk satu ini perlu diubah, ya. Tanamkan pada diri untuk selalu membelanjakan uang mengikut dengan budget yang telah ditentukan.

Baca Juga: 5 Financial Hacks agar Mahasiswa Bisa Mengatur Uang dengan Baik 

Verified Writer

Nurul Huda Rahmadani

cats

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya