TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ada Ancaman Resesi Global, Investasi Bisa Tetap Aman?

Investor perlu pantau kondisi perekonomian

Ilustrasi investor (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Tekanan ekonomi global belum usai. Masih ada ancaman resesi perekonomian global pada 2023 mendatang. Hal itu terjadi akibat gangguan rantai pasok yang dilatarbelakangi banyak hal, salah satunya kondisi geopolitik.

Gangguan rantai pasok itu meliputi krisis energi, dan juga gangguan pasokan komoditas pangan di beberapa negara. Kemudian, terjadilah lonjakan harga komoditas yang memicu lonjakan inflasi.

Kondisi ini pun patut mempengaruhi keputusan dalam investasi, termasuk investasi di pasar modal.

Baca Juga: Tips Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengan Ancaman Resesi Global

1. Investor di Indonesia punya peluang besar

ilustrasi ekonomi (IDN Times)

Meski begitu, perekonomian Indonesia dinilai cukup kuat di saat perekonomian global melemah. Bahkan, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan perekonomian Indonesia masih mampu tumbuh baik pada 2023 dan memiliki risiko rendah untuk terjerumus dalam resesi, dan bisa tumbuh di level 5 persen tahun depan.

Tentunya, hal itu menciptakan peluang bagi investor di Indonesia, termasuk investor pasar modal.

2. Investor perlu memperhatikan faktor yang memperkuat ekonomi RI

Ilustrasi Investor (IDN Times/Aditya Pratama)

Chief Investments Officer PT Insight Investments Management (INSIGHT) Camar Remoa mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat kondisi perekonomian Indonesia lebih kuat dibandingkan negara-negara lain.

Dengan outlook optimisme masyarakat pada aktivitas konsumsi yang tetap tinggi, maka ekspektasi angka konsumsi ke depan juga akan tetap tinggi. Sejalan dengan sektor konsumsi masih menjadi kontributor produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang terbesar.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada kuartal III-2022, konsumsi rumah tangga tumbuh 5,39 persen (yoy), dengan andil 50,38 persen pada angka pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022.

Menurut Camar, kuatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga dapat menjaga pemulihan ekonomi Indonesia ke depan. Selain itu, ada juga faktor kinerja neraca perdagangan, dan juga stabilitas nilai rupiah yang menjaga pemulihan ekonomi Indonesia.

Menurut dia, faktor-faktor tersebut perlu menjadi pertimbangan investor dalam berinvestasi.

“Berbagai kondisi, mulai dari kinerja neraca dagang Indonesia yang tetap positif, rupiah yang masih mampu bertahan, hingga aktivitas konsumsi masyarakat Indonesia yang masih terbilang cukup baik, tentunya membuat para investor bisa sedikit lebih tenang di tengah adanya kabar proyeksi resesi pada 2023 mendatang,” kata dalam keterangan resmi, Kamis (10/11/2022).

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Terus Membaik, RI Aman dari Ancaman Resesi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya