Apa Mata Uang Palestina? Simak Penjelasan Lengkapnya

Tak hanya Shekel, dinar Yordania dan dolar Amerika Serikat (AS) juga diterima sebagai alat pembayaran di Palestina semenjak ditandatanganinya Perjanjian Oslo pada 1993.

Dalam beberapa transaksi, mata uang euro juga dapat digunakan. Jika seseorang membayar dengan mata uang asing, maka kembalian yang diberikan ialah dalam mata uang shekel.

Sebelum Perang Dunia Pertama, Palestina berada di bawah kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah pada 1516 hingga diduduki oleh Inggris pada 1918. Kala itu, mata uang yang digunakan di Palestina adalah lira Utsmaniyah.

Lalu, pada 1920, saat mandat Inggris dan Palestina dimulai, lira Ottoman dan pound Mesir digunakan untuk transaksi sehari-hari.

Namun, penggunaan kedua mata uang itu erhenti pada 1927. Kala itu, komite Mata Uang Dewan Kolonial Inggris memperkenalkan mata uang baru dengan nilai yang sama dengan poundsterling, yakni pound Palestina.

Pada 1948, saat Israel berdiri di Palestina, penggunaan pound Palestina pun tergantikan dengan lira Israel. Mata uang itu sepenuhnya menggantikan pound Palestina pada 1952.

Namun, pada 1950-1951, di mana Tepi Barat menjadi bagian dari Yordania, dan Jalur Gaza menjadi bagian dari Mesir, Palestina pun menggunakan dinar Yordania di Tepi Barat, dan pound Mesir di Gaza. Hingga akhirnya, pada 1967, Israel merebut dan mulai menduduki Tepi Barat serta Jalur Gaza. Akhirnya, lira Israel kembali digunakan secara masih di dua wilayah itu.

Pada 1980, lira Israel digantikan oleh Shekel Israel, dengan 1 lira Israel setara dengan 10 Shekel Israel. Akan tetapi, nilai shekel Israel tertekan akibat hiper-inflasi pada tahun 1970-1980an. Akhirnya, lahirlah Shekel Israel Baru pada 1986, yang masih digunakan hingga saat ini di Israel, Tepi Barat dan Gaza.