Maraknya Fintech di Tanah Air, Bisa Jadi Angin Segar untuk Perbankan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Saat ini fintech atau perusahaan teknologi berbasis keuangan semakin menjamur di tanah air. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, dengan adanya Fintech banyak perusahaan perbankan menjadi ketakutan. Pasalnya, masyarakat menjadi semakin bergantung dengan fintech.
Lalu benarkah pihak perbankan menganggap fintech sebagai kompetitor?
1. Fintech dapat menjadi komunitas baru bagi perbankan
Wakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia (BCA) Armand W Hartono mengatakan, hadirnya fintech justru akan memberikan dampak yang baik untuk perusahaan bahkan dapat menjadi komunitas baru bagi perbankan.
"Justru menurut kami, dengan adanya industri fintech maka biasanya akan bawa komunitas baru untuk kami. Di industri bank semakin banyak yang baru semakin bagus," jelasnya di Jakarta, Kamis (9/5).
Dia memberi contoh, saat ini dalam melakukan transaksi melalui fintech salah satu syaratnya harus memiliki rekening bank, sehingga mau tidak mau mereka harus membuka rekening. Dengan demikian, artinya nasabah perusahaan semakin bertambah.
Baca Juga: Fintech adalah Masa Depan Keuangan Millennial
2. BCA melakukan transformasi ke arah digital
Armand bilang, pada era teknologi pintar seperti saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa semua institusi berupaya merespon dengan menyesuaikan berbagai jasa layanan dan solusi ke arah digital.
Editor’s picks
Sehingga BCA pun ikut serta dalam melakukan transformasi, misalnya adanya layanan internet banking, mobile banking, Flazz BCA, e-wallet Sakuku, hingga solusi perbankan terkini melalui fitur VIRA BCA, Webchat BCA, OneKlik BCA, QRku, Keyboard BCA dan Buka Rekening online.
3. Bank dan fintech dapat berkaloborasi
Sementara itu Rivan Purwantono Direktur Konsumer Bukopin mengatakan, hadirnya fintech malah dapat menjadi angin segar untuk industri perbankan, karena keduanya dapat berkaloborasi.
"Semua fintech yang maju tidak mungkin maju sendiri. Kolaborasi harus dilakukan, fintech bukan masalah bagi industri perbankan," ucapnya.
Dia memberi contoh, pada saat aplikasi Tanihub dikembangkan, Bank Bukopin turut terlibat dalam memberikan ide baru. Tanihub merupakan startup fintech berjenis P2Plending untuk pertanian
4. Kaloborasi diyakini dapat menciptakan ekosistem yang bagus
Rivan mengatakan, dengan adanya kolaborasi antara Perbankan dan Fintech maka tidak akan terjadi kanibalisme atau saling menghancurkan satu sama lain. Toh, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tetap akan menempatkan bank sebagai lembaga intermediatery.
"Saat kita bicara industri finance tak hanya biaya kendaraan, karena segmennya berbeda. Ini yang kita yakini, kolaborasi," ucapnya.
Baca Juga: CEO OVO di IMS 2019: Bank Tak Perlu Anggap Fintech sebagai Kompetitor