ilustrasi keuangan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
Metode populer dalam mengelola keuangan adalah Aturan Anggaran 50/30/20. Aturan ini diperkenalkan oleh Senator Elizabeth Warren bersama putrinya dalam buku All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan. Cara ini menyederhanakan anggaran dengan membagi pendapatan menjadi tiga alokasi utama.
Pakar keuangan menyarankan agar biaya tetap—seperti tagihan listrik, air, internet, cicilan mobil, hingga sewa ideal nya menghabiskan sekitar 50 persen dari anggaran bulanan. Biaya-biaya ini dianggap sebagai keharusan yang harus dibayarkan. Meskipun beberapa biaya seperti listrik dapat berubah musiman, penting untuk mendapatkan perkiraan jumlah yang diperlukan untuk menutup pengeluaran tersebut setiap bulannya.
Alokasi 30 persen dimaksudkan untuk pengeluaran diskresioner atau "keinginan" ketimbang "kebutuhan". Menariknya, makanan sering dimasukkan dalam kategori ini oleh perencana keuangan karena biayanya sangat bervariasi, tergantung pada kebiasaan, seperti memilih makan di restoran atau memasak di rumah.
Kategori ini juga mencakup aktivitas hiburan (menonton film), pembelian gawai baru (tablet), atau kegiatan amal. Angka 30 persen ini merupakan pedoman umum, meskipun beberapa guru keuangan berpendapat persentase tersebut terlalu tinggi.
Sisa 20 persen dari pendapatan bulanan harus disisihkan untuk tujuan keuangan masa depan yang agresif. Dana ini dianggap krusial, di mana penggunaannya diprioritaskan untuk pendanaan rencana pensiun.
Jika seseorang belum memiliki dana darurat, sebagian besar dari 20 persen ini dianjurkan untuk didahulukan guna membangun dana tersebut. Dana darurat merupakan uang tunai yang dapat diakses saat terjadi musibah atau kebutuhan mendesak yang tak terduga.