Dompet Kripto: Perbedaan Hot Wallet dan Cold Wallet

Di dalam dunia aset kripto tentunya keamanan dalam penyimpanan menjadi salah satu hal penting yang harus dipahami oleh para investor. Salah satu keputusan utama yang harus dibuat adalah dengan menentukan jenis dompet digital yang nantinya akan digunakan, entah itu antara hot wallet dan cold wallet.
Hot wallet dan cold wallet masing-masing memiliki fungsi utama yang sama, yaitu menyimpan aset digital, namun keduanya memiliki perbedaan yang cukup mendasar terkait konektivitas, keamanan, hingga kenyamanan dalam penggunaannya. Oleh sebab itu, memahami perbedaan antara keduanya dapat membantumu untuk menentukan metode penyimpanan yang sesuai dengan kebutuhan investasi dan juga tingkat kenyamanan terkait risiko.
Buat kamu yang baru terjun ke investasi kripto, coba cek perbedaan utama dari hot wallet dan cold wallet ini agar nantinya tidak sampai salah dalam memilih.
1. Konektivitas: hot wallet selalu terhubung, cold wallet tidak

Hot wallet biasanya akan selalu terhubung secara langsung ke internet, entah itu melalui aplikasi di HP, komputer, atau browser extension. Dengan begitu, ini memungkinkan proses akses dari berjalan dengan lebih cepat dan memudahkan transaksi harian.
Konektivitas seolah membuat hot wallet menjadi hal yang ideal bagi para pengguna aktif yang sering melakukan trading atau transfer aset. Sebab, hot wallet tidak membutuhkan adanya perangkat tambahan untuk bisa mengakses dana.
Berbeda dengan cold wallet yang tidak terhubung ke internet secara langsung dan biasanya berbentuk perangkat keras, seperti USB atau bahan kertas yang dapat digunakan untuk mencetak private key. Oleh karena itu, cold wallet kerap disebut sebagai penyimpanan offline.
2. Keamanan: cold wallet lebih tahan peretasan dibandingkan hot wallet

Hot wallet ternyata jauh lebih rentan terkait risiko peretasan karena memang sifatnya yang terus terhubung dengan internet, sehingga apabila sampai terkena virus atau diretas, maka aset di dalamnya akan secara langsung diakses oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Walau memang banyak hot wallet yang saat ini sudah memiliki fitur enkripsi dan keamanan tambahan, namun risiko keamanan tetap lebih tinggi jika dibandingkan dengan cold wallet.
Sebaliknya untuk cold wallet justru menyimpan private key secara offline sehingga membuatnya hampir mustahil untuk diakses oleh peretas selama tidak tersambung ke perangkat atau pun jaringan mana pun yang tidak dikenal. Karena tidak terpapar jaringan secara daring, cold wallet dianggap jauh lebih aman dari potensi serangan siber. Karena faktor ini pula, cold wallet lebih cocok untuk menyimpan aset kripto dalam jumlah besar atau digunakan untuk keperluan investasi jangka panjang.
3. Kenyamanan akses: hot wallet lebih praktis, cold wallet butuh proses tambahan

Hot wallet dianggap sangat praktis digunakan karena memang bisa diakses kapan pun selama perangkatmu terhubung ke internet secara langsung, entah itu melalui aplikasi di HP atau komputer, sehingga cocok untuk keperluan transaksi harian. Kamu tidak perlu repot-repot membawa perangkat khusus, atau menyambungkan hardware, sehingga pengelolaan aset bisa dilakukan dengan fleksibel di mana pun dan kapanpun.
Cold wallet ternyata memerlukan proses tambahan untuk bisa mengakses dan juga mentransfer dana karena memang pengguna harus terus menyambungkan perangkat keras terlebih dahulu lalu, kemudian memverifikasi transaksi secara manual. Walau mungkin proses ini dinilai lebih merepotkan, namun tingkat keamanan yang ditawarkan sebanding dengan upaya ekstra dalam penggunaannya.
4. Risiko kehilangan: hot wallet tergantung pada keamanan perangkat, cold wallet pada fisik

Hot wallet ternyata sangat tergantung pada keamanan perangkat digital dari tempat aplikasi dompet tersebut terpasang,bsehingga apabila HP atau komputer mengalami kerusakan atau diretas, maka dananya bisa ikut terancam hilang apabila tidak di backup. Oleh sebab itu, penting untuk selalu menyimpan seed phrase atau backup private key di tempat yang benar-benar aman sebagai langkah pencegahan.
Sementara untuk cold wallet akan lebih rentan terkait kehilangan secara fisik, seperti rusak karena air tercecer atau bahkan lupa tempat menyimpannya, sebab memang pada umumnya berupa perangkat kecil atau selembar kertas. Untuk bisa mencegah potensi kehilangan data permanen, maka pengguna harus benar-benar menyimpan data cadangan atau backup di lokasi yang berbeda agar nantinya aman, serta tidak mudah diakses oleh orang lain.
Memilih antara hot wallet dan cold wallet sebetulnya sangat tergantung pada gaya investasi yang kamu miliki, termasuk seberapa sering melakukan transaksi dan tingkat keamanan yang diprioritaskan. Jika kamu aktif bertransaksi dan menginginkan kemudahan akses, maka hot wallet bisa menjadi pilihan sementara, kokoh, dan lebih cocok untuk penyimpanan jangka panjang. Apa pun pilihan yang kamu tentukan, namun tetap harus memahami cara kerja dari dompet kripto!