GAmbar Susunan Kata Donald Trump (https://www.pexels.com/id-id/foto/30918022/)
Berdasarkan dokumen yang diterima IDN Times, pemerintah Indonesia menawarkan berbagai bentuk kerja sama pembelian produk Amerika Serikat sebagai respons atas kebijakan tarif resiprokal, senilai 34 miliar dolar AS atau sekitar Rp550,8 triliun (kurs Rp16.200 per dolar AS).
Berbagai produk pertanian, energi hingga sektor penerbangan akan dibeli dari AS, dengan rincian:
Total pembelian produk pertanian diperkirakan lebih dari 4,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp72,9 triliun, dengan rincian:
Kedelai: sekitar 3,5 juta ton senilai 2,4 miliar dolar AS (Rp38,8 triliun). Volume ini meningkat 1 juta ton dibandingkan tahun 2024.
Bungkil kedelai: sekitar 3,8 juta metrik ton senilai 1,52 miliar dolar AS (Rp24,6 triliun). Impor ini direncanakan dilakukan oleh perusahaan Cargill, yang bergerak di sektor makanan dan pertanian.
Gandum: sekitar 2 juta metrik ton senilai 500 juta dolar AS (Rp8,1 triliun), meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Impor akan dilakukan oleh PT Indofood.
Kapas: sekitar 63 ribu ton senilai 215 juta dolar AS (Rp3,5 triliun). Jumlah ini meningkat 93 ribu ton dibandingkan 2024, dan akan diimpor oleh PT Indorama.
Pemerintah juga berkomitmen meningkatkan impor energi dari AS hingga 15 miliar dolar AS (Rp243 triliun) yang dilakukan PT Pertamina (Persero), meliputi:
LPG: senilai 3 miliar dolar AS (Rp48,6 triliun), naik 70 persen dibandingkan periode sebelumnya. Impor akan dilakukan oleh Pertamina.
Minyak mentah: senilai 4,25 miliar dolar AS (Rp68,85 triliun), meningkat 38 persen dibandingkan tahun lalu.
Bensin: senilai 8 miliar dolar AS (Rp129,6 triliun).
Potensi kerja sama diranah penerbangan
Pengadaan pesawat: senilai 3,2 miliar dolar AS (Rp51,8 triliun) hingga 2029.
Layanan perawatan pesawat: gabungan nilai layanan yang sudah ada dan rencana tambahan dari AS diperkirakan mencapai 11,2 miliar dolar AS (Rp181,4 triliun) hingga 2041.