Terancam Kena Tarif Impor 42 Persen, RI Mesti Putar Otak Rayu Trump

- Tambahan tarif resiprokal oleh AMerika Serikat (AS) akan membuat Indonesia semakin kehilangan daya saing dengan Vietnam dan Thailand di kawasan ASEAN.
- Prabowo bisa minta bantuan BRICS untuk negosiasi dengan Trump Terkait hal tersebut
Jakarta, IDN Times - Pemerintah mesti memutar otak agar Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump tidak memberikan tambahan tarif 10 persen untuk impor yang dilakukan Indonesia dari Negeri Paman Sam.
Trump sendiri telah menegaskan akan menambah tarif 10 persen bagi negara-negara anggota BRICS. Indonesia sebelumnya menjadi negara yang dibebankan tarif resiprokal 32 persen oleh Trump dan jika ada tambahan tarif tersebut maka tarifnya akan bertambah menjadi 42 persen.
"Itu kan tinggi sekali bagi negara seperti Indonesia, untuk bisa memiliki harga yang lebih rendah daripada pesaingnya untuk tujuan pasar Amerika. Jadi memang cobalah Indonesia menggunakan berbagai cara diplomasi dan langsung memetakan," ujar ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Center of Law and Economics Studies (Celios), Bhima Yudhistira kepada IDN Times, Senin (7/7/2025).
1. Daya saing Indonesia bisa kalah dari Vietnam dan Thailand

Bhima menambahkan, tambahan tarif tersebut akan membuat Indonesia semakin kehilangan daya saing dengan Vietnam dan Thailand di kawasan ASEAN.
"Maka yang akan lebih diuntungkan satu adalah Vietnam, kemudian Thailand yang akan diuntungkan dengan adanya tarif tambahan 10 persen. Artinya produk-produk Indonesia bisa kurang kompetitif dibandingkan dengan produk yang dihasilkan oleh Vietnam untuk tujuan ekspor ke Amerika," ujar Bhima.
2. Prabowo bisa minta bantuan BRICS untuk negosiasi dengan Trump

Terkait hal tersebut, Bhima menilai Indonesia belum memiliki daya tawar untuk melakukan lobi-lobi dengan Trump dan Pemerintah AS. Di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto dan juga jajarannya tentu tidak menduga jika Trump memutuskan memberikan tarif tambahan bagi negara-negara anggota BRICS.
"Nah oleh karena itu mungkin Indonesia bisa mendorong pada BRICS ya untuk melakukan negosiasi dengan Trump. Menjadi semacam negosiasi blok perdagangan BRICS gitu ya, itu mungkin yang bisa dilakukan saat ini sehingga Indonesia bisa terbebas dari tarif tambahan 10 persen," tutur Bhima.
3. Trump umumkan tambahan tarif 10 persen buat anggota BRICS

Sebelumnya, Trump mengumumkan negara-negara yang berpihak pada BRICS akan dikenakan tambahan tarif sebesar 10 persen. Ia tidak menjelaskannya lebih lanjut.
"Setiap negara yang berpihak pada kebijakan anti-Amerika BRICS, akan dikenakan TARIF TAMBAHAN sebesar 10 persen. Tidak ada pengecualian untuk kebijakan ini," kata Trump dalam unggahan di Truth Social.
Melansir CNBC, Senin (7/7/2025), pengumuman ini disampaikan Trump pada saat pemimpin negara-negara BRICS berkumpul di Rio de Janeiro, Brasil untuk pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT).
Kelompok BRICS meliputi Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Ethiopia, Indonesia, dan Iran.