Apakah Kamu Sudah Terlindungi secara Finansial? Pastikan 5 Hal Ini

88,66% orang Indonesia belum terlindungi secara finansial

Jakarta, IDN Times - Berdasarkan data yang dihimpun pada program konsultasi keuangan Lifepal, terungkap fakta bahwa 88,66 persen masyarakat Indonesia belum mengalokasikan dana untuk manajemen risiko.

Financial educator dan periset Lifepal Aulia Akbar mengatakan pada awal Januari 2021, Lifepal menggelar program konsultasi keuangan dengan Certified Financial Planner (CFP®). Hasilnya, dari 500 orang partisipan dalam sesi tersebut, hanya 11,34 persen partisipan yang terlindungi oleh asuransi.

"Asuransi dalam hal ini adalah asuransi swasta, bukan termasuk jaminan kesehatan wajib dari pemerintah seperti BPJS Kesehatan," kata Aulia dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (6/2/2021).

Baca Juga: 5 Hal tentang Dana Darurat yang Wajib Kamu Tahu 

1. Kenapa sih manajemen risiko penting?

Apakah Kamu Sudah Terlindungi secara Finansial? Pastikan 5 Hal IniIDN Times/Mela Hapsari

Manajemen risiko sejatinya merupakan salah satu pokok penting dalam perencanaan keuangan. Hal ini pun wajib dipenuhi terlebih dulu, sebelum seseorang memusatkan perhatian untuk memenuhi tujuan jangka panjang.

Ketika kamu tidak terlindungi, maka tidak menutup kemungkinan akan mengeluarkan dana yang lebih besar tatkala berhadapan dengan risiko dalam hidup ini.

2. Risiko apa saja yang mungkin terjadi?

Apakah Kamu Sudah Terlindungi secara Finansial? Pastikan 5 Hal IniIlustrasi. (IDN Times/Arief Rahmat)

Menurut Aulia, ada dua jenis risiko yang berpotensi kita alami. Pertama, risiko spekulatif. Risiko yang satu ini memiliki tiga kemungkinan dalam hasilnya, yaitu untung, rugi, atau tidak ada perubahan sama sekali. Hal ini sering ditemui baik dalam dunia kerja, bisnis, atau investasi.

Kedua, risiko murni, yakni risiko yang apabila terjadi dapat menyebabkan kerugian, dan jika tidak maka kamu tidak akan mengalami apa pun.

"Risiko murni juga tidak melibatkan kemungkinan keuntungan di dalamnya. Risiko inilah yang bisa ditransfer ke perusahaan asuransi," ujar Aulia.

Baca Juga: 3 Langkah Mudah Memilih Asuransi Online

3. Bisa gak dana darurat diandalkan untuk memitigasi segala risiko hidup?

Apakah Kamu Sudah Terlindungi secara Finansial? Pastikan 5 Hal IniIDN Times/Dini Suciatiningrum

Salah satu risiko yang bisa diatasi dengan memiliki dana darurat adalah risiko hilangnya penghasilan bulanan dalam jangka waktu tertentu, sebut saja 3 bulan, 6 bulan, atau satu tahun. Aulia mengilustrasikan, ketika seorang pencari nafkah meninggal dunia atau tidak lagi mampu bekerja karena kehilangan fungi anggota tubuh, maka keluarga tersebut akan kehilangan penghasilan rutin sampai waktu yang tidak dapat ditentukan.

"Jika peristiwa itu terjadi, bagaimana keluarga tersebut harus belanja bahan pokok setiap bulannya, membayar segala tagihan rumah, utang, hingga membiayai pendidikan sang anak? Itu sebabnya, mengapa risiko hilangnya penghasilan harus ditransfer ke perusahaan asuransi," katanya.

Transfer risiko adalah salah satu metode pengelolaan risiko. Tindakan ini ditujukan untuk memindahkan risiko ke 'pihak yang lebih mampu mengelola risiko tersebut', yaitu perusahaan asuransi.

Dengan adanya asuransi, kita akan membayar premi dalam jumlah tertentu untuk memperoleh tanggungan jika risiko itu terjadi.

4. Tanpa manajemen risiko yang baik, kita bisa kehilangan aset

Apakah Kamu Sudah Terlindungi secara Finansial? Pastikan 5 Hal IniIlustrasi Aset (IDN Times/Mardya Shakti)

Gak cuma kesulitan dalam hidup, manajemen risiko juga akan membantu kita untuk melindungi seluruh aset kekayaan yang sudah kita kumpulkan. Menurut data Global Medical Trends Survey Report 2020 yang dipublikasikan Willis Towers Watson, kenaikan biaya medis secara gross di Indonesia bisa mencapai 11 persen per tahun. Ingat pula bahwa biaya perawatan penyakit kritis mencapai ratusan juta rupiah.

Bayangkan saja, seorang penderita penyakit kritis yang tak memiliki jaminan kesehatan tentu akan sangat terbebani secara keuangan. Mereka bisa saja menjual aset-aset mereka untuk membayar biaya pengobatan yang tidak murah.

"Oleh karena itulah, kita wajib mempertimbangkan kepemilikan BPJS Kesehatan dan Asuransi Swasta. Jaminan kesehatan ini akan saling mengisi satu sama lain," ujar Aulia.

BPJS Kesehatan bisa menanggung seluruh jenis penyakit, namun sistem klaim berjenjang dan sistem rujukan dari faskes tingkat pertama tentu kurang cocok bagi mereka yang membutuhkan penanganan medis dalam waktu cepat.

Ketahui pulalah, meski asuransi kesehatan swasta tidak mengcover seluruh jenis penyakit, Anda bisa mendapat kepraktisan dalam hal berobat.

5. Berapa besaran premi ideal yang harus kita bayar?

Apakah Kamu Sudah Terlindungi secara Finansial? Pastikan 5 Hal IniPexels/Rawpixel

Pada intinya, makin lengkap manfaat asuransi yang kita ambil, makin tua usia tertanggung, makin tinggi risiko profesi kita, maka mahal pula premi asuransi yang harus dibayar. Aulia menjelaskan premi asuransi adalah 'biaya yang harus dikeluarkan' alias cost untuk melindungi kita dari segala risiko yang terjadi. Itu sebabnya, asuransi kerap disebut dengan istilah proteksi (perlindungan).

Adalah hal yang cerdas ketika kita mendapat produk dengan iuran premi murah dan uang pertanggungan atau manfaat yang besar. Adapun besaran premi yang ideal kamu bayarkan adalah 3-10 persen penghasilan bulanan.

"Jika premi terlalu mahal, maka kita pun akan kesulitan dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari, membayar utang, dan berinvestasi. Namun jika premi terlalu murah, besar kemungkinan kita mengalami underinsured atau kurang terlindungi," kata Aulia.

Baca Juga: Asuransi Apa yang Cocok untuk Gen Z?

Topik:

  • Anata Siregar
  • Umi Kalsum

Berita Terkini Lainnya